Ahli biomaterial dan biofiber dari Institute of Agriculture & Natural Resources University of Nebraska-Lincoln, AS, mengembangkan plastik berbahan baku bulu ayam. Bulu ayam dinilai berpotensi untuk dikembangkan menjadi plastik sebab memiliki keratin.
Selain itu, bulu ayam potensial karena tingginya konsumsi ayam dunia, sampah bulu ayam pun jadi masalah. Setiap tahunnya, miliaran kilogram bulu ayam (di Amerika Serikat saja) terbuang menjadi sampah tak berguna.
Sifat bulu ayam mengungguli bahan lain seperti pati tumbuhan. Yang memproses bulu ayam dengan metil akrilat, bahan kimia yang ditemukan pada produk pewarna kuku. Bahan kimia itu akan membantu polimerisasi, berperan dalam proses pembentukan film plastik yang disebut "feather-g-poly".
Setelah diproses, terbukti bahwa plastik yang dihasilkan bulu ayam tak kalah berkualitas dibanding plastik yang ada selama ini. Plastik ini juga plastik bulu ayam pertama yang antiair dan lebih kuat dibandingkan plastik dari pati tumbuhan.
Yang memaparkan hasil penelitiannya 28 Maret 2011 lalu dalam National Meeting & Exposition of the American Chemical Society ke 24 yang diselenggarakan di Anaheim, California selama sepekan. Dalam ajang tersebut, Yang mengungkapkan bahwa salah satu tujuan penelitiannya adalah meciptakan plastik dari bahan yang bisa diuraikan. Menggunakan sampah dari pertanian dan peternakan adalah salah satu fokusnya.
"Menggunakan sampah sebagai sumber bahan baku alternatif adalah salah satu pendekatan terbaik unruk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan bertanggung jawab pada lingkungan," ujar Yang.
Plastik membuat masalah karena bahannya yang sangat sulit diuraikan oleh alam. Selain itu, plastik juga bermasalah sebab dua jenis paling banyak digunakan saat ini, thermoplastik dan thermosetting, bahan bakunya sama-sama diperoleh dari minyak dan gas alam yang bukan sumber terbarukan. (Yunanto Wiji Utomo)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Selidik Catatan Yunani Kuno: Rahasia Hidup Sehat dan Awet Muda
KOMENTAR