Suntikan antibodi setelah serangan jantung dapat mengurangi efek merusak hingga lebih dari separuh. Temuan ini dapat juga digunakan untuk mencegah penolakan organ transplantasi. "Terobosan terbesar," kata Profesor Wilhelm Schwaeble dari Leicester University.
Serangan jantung dan stroke menyebabkan aliran darah terhambat, membuat tubuh kekurangan oksigen. Akan tetapi, kerusakan lebih parah akan terjadi setelah serangan, ketika sistem pertahanan tubuh menyerang sel yang kekurangan oksigen. Efeknya terasa sekitar 9 hingga 12 jam setelah serangan, menyebabkan kerusakan permanen. "Inilah yang sering menyebabkan kematian atau cacat permanen pada orang-orang yang selamat dari serangan jantung," kata peneliti. Suntikan antibodi diberikan dalam 12 jam setelah terjadi serangan jantung atau stroke.
Antibodi yang dibuat oleh University of Leicester mencegah tubuh menyerang sel yang kekurangan oksigen. Dengan demikian, kerusakan permanen dapat dikurangi.
Antibodi ini sudah diuji pada tikus dan beberapa mamalia dan memberikan hasil yang positif. Percobaan pada manusia akan dilakukan dua tahun lagi.
Karena dapat mencegah serangan pertahanan tubuh terhadap sel, antibodi ini juga dapat digunakan untuk mencegah serangan terhadap organ transplantasi. Organ asing yang masuk ke dalam tubuh biasanya mendapat serangan dari sistem pertahanan tubuh. Inilah yang sering jadi masalah pada saat transplantasi. (The Telegraph)
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR