Pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia masih perlu penanganan yang lebih serius. Meski kaya dengan beragam flora dan fauna, Indonesia juga memiliki tingkat keterancaman dan kepunahan spesies tertinggi di dunia. Menteri Lingkungan Hidup meminta daerah melakukan pendataan keanekaragaman hayati di setiap daerah.
Dari dunia flora, sebanyak 240 spesies tanaman Indonesia dinyatakan langka. Salah satu penyebabnya adalah kondisi lahan yang semakin rusak. "Sekitar 899 hektar lahan di Indonesia telah mengalami degradasi," kata Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, pada peringatan Hari Keanekaragaman Hayati yang berlangsung Senin (23/05) di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat.
Salah satu cara untuk menjaga kelestariannya adalah dengan membangun kebun raya daerah di berbagai provinsi. "Kebun raya merupakan benteng terakhir penyelamatan keanekaragaman hayati," kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim. Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan kerja sama antara instansi pemerintah, swasta, dan akademik untuk membangun kawasan konservasi eksitu.
Pada kesempatan yang sama Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta juga melakukan penandatangan prasasti Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang telah dibangun di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Jawa Timur. Taman Kehati ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah daerah untuk turut serta dalam upaya pelestarian tumbuhan endemik dan spesifik lokal dan merupakan jendela informasi kekayaan sumber daya genetik.
Pada kesempatan itu, Hatta memerintahkan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota untuk melakukan pendataan keanekaragaman hayati yang dimiliki setiap daerah. "Agar tidak tercuri," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Pepih Nugraha |
KOMENTAR