Jerman mengumumkan akan menghentikan penggunaan nuklir sebagai sumber energi. Penghentian segera dilakukan bertahap dan akan berhenti secara penuh pada tahun 2022. "Keputusan ini tidak dapat dibatalkan," demikian kata Menteri Lingkungan Jerman Norbert Roettgen.
Keputusan itu didasari bencana nuklir di Jepang yang terjadi akibat gempa bumi dan tsunami. Menurut Perdana Menteri Angela Merkel mereka ingin sumber listrik di masa depan lebih aman, "Sekaligus dapat diandalkan dan terjangkau." Jerman harus mencari pengganti sumber listrik lagi yang mampu memenuhi kebutuhan 22 persen listrik yang sebelumnya dicakup oleh reaktor nuklir.
Dengan demikian, Jerman harus punya pendekatan baru untuk menyuplai listrik, efisiensi, serta energi terbarui. "Sekaligus proses pengawasanya," kata Merkel yang sebelumnya mendukung energi tenaga nuklir.
Jerman punya 17 reaktor nuklir yang harus dimatikan dalam waktu kira-kira satu dekade. Dari ke-17 reaktor tersebut, 8 di antaranya sudah non aktif--7 di antaranya merupakan reaktor tertua, sementara 1 reaktor lagi sudah dimatikan sejak beberapa tahun lalu akibat masalah teknis yang berulang.
Enam reaktor lain akan dinonaktifkan pada akhir tahun 2021 dan tiga reaktor paling modern akan dihentikan operasinya pada akhir 2022. Pada masa peralihan, Roettgen berjanji tidak akan terjadi pemadaman. "Kami pastikan suplai akan tersedia sepanjang waktu dan bagi semua orang," tegasnya.
Jerman bukan satu-satunya negara yang memutuskan penghentian penggunaan nuklir sebagai sumber energi. Italia menghapus penggunaan energi nuklir sejak bencana Chernobyl. Swiss, minggu lalu, juga mengumumkan akan menghentikan penggunaan energi atom secara bertahap hingga akhirnya berhenti total pada 2034. (Sumber: Discovery News)
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR