Jakarta diprediksikan tidak mungkin menjadi pusat gempa. Tapi Jakarta bisa terguncang akibat pusat gempa di sekitar Jakarta. Hal tersebut terungkap dalam konferensi pers yang diadakan di Crisis Center, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jakarta, Rabu (1/6).
"Sampai sekarang belum ditemukan adanya pusat gempa di Jakarta," kata Dr. P.J. Prih Rahardi, Deputi Bidang Geofisika BMKG. Akan tetapi, ada beberapa gempa yang berpusat di beberapa patahan yang mungkin memengaruhi Jakarta. Beberapa patahan itu berada di Selat Sunda, patahan Kemuring, patahan Semangko, patahan Cimandiri, patahan Sunda, dan patahan Lembang. Gempa yang terjadi akibat patahan itu akan mengakibatkan guncangan dengan skala berbeda.
Prih mengungkapkan, beberapa skenario telah dianalisis terkait dengan dampak aktivitas seismik pada tiap patahan pada goncangan di Jakarta. Analisis yang dilakukan dengan peranti lunak ShakeMap tersebut mengungkap Jakarta akan memperoleh guncangan sekitar 6-7 MMI jika gempa berskala 8,7 SR terjadi di Selat Sunda. MMI adalah singkatan dari Modified Mercalli Intensity, mengukur skala goncangan dari 1 hingga 12. "Kalau sumbernya di Kemuring, potensi gempanya 7,6 SR, maka goncangannya di Jakarta lebih rendah, sekitar 4 MMI," urai Prih.
"7 MMI sudah cukup besar. Kalau sebesar itu bangunan yang jelek sudah retak-retak," katanya. Prih juga menambahkan bahwa plester bangunan bagus mungkin lepas. "Tapi, enggak akan terjadi apa-apa, nggak akan runtuh," tegasnya.
BMKG, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Pemda DKI akan bekerja sama melakukan pengawasan gempa-gempa mikro dan pembuatan mikrozonasi di Jakarta sehingga risiko bencana bisa diminimalkan. Seismometer akan dipasang di bawah tanah di beberapa titik. "Empat seismometer akan ditanam di tempat yang cukup dalam, sementara di tempat dangkal jumlahnya mencapai ratusan," Prih menerangkan. Pengeboran untuk pemasangan seismograf BMKG akan dilakukan tahun ini sementara yang lain akan menyusul.
Lebih lanjut, Prih mengatakan bahwa gempa bumi hingga saat ini belum bisa diprediksikan kapan terjadinya. "Jadi kalau ada yang menyatakan waktunya, itu cuma isu," tandasnya. (Yunanto Wiji Utomo)
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR