Penelitian Dr. Fiona Matthews dari University of Exeter bersama tim peneliti The Scilly Isles Bat Group berhasil menemukan kelelawar telinga panjang (Plecotus auritus) yang sudah tak ditemukan sejak tahun 1960.
"Kami terkejut dengan penemuan ini dan senang sebab menemukan betina yang sedang hamil. Ini memberi petunjuk adanya koloni kelelawar jenis ini yang berkembang biak," ujar Matthews yang bersama timnya menemukannya kembali di sebuah pohon cemara di wilayah Monterey, California, Amerika Serikat.
Dengan penemuan ini, kata Matthews, upaya konservasi sudah harus mulai dilakukan. Langkahnya bisa dimulai dengan menanam spesies pohon yang menarik serangga malam dan membatasi iluminasi cahaya. Selain itu, bisa pula dilakukan dengan memberi ruang yang baik. "Kelelawar tidak membuat sarang. Induk harus mencari tempat baik sehingga bayinya hangat kala malam dan induk bisa keluar mencari makan," urai Matthews.
Matthews mengatakan, ruang bagi kelelawar telinga panjang bisa berupa gedung, kotak kelelawar, atau lubang pohon. Hilangnya kelelawar telinga panjang sebelumnya dipercaya adalah akibat minimnya ruang.
Kelelawar telinga panjang memiliki beberapa ciri khas, di antaranya, telinga yang panjangnya tiga perempat panjang kepala, selalu melipat telinga kala istirahat, memakan ulat, serta mempunyai kemampuan ekolokasi yang rendah. Jenis kelelawar ini terbang rendah sehingga rentan dengan serangan kucing domestik. Spesies ini merupakan satu di antara 18 spesies kelelawar yang bisa dijumpai di Inggris. (Yunanto Wiji Utomo)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
'Merangkul' Kematian, Gereja di Roma Ini Dihiasi 4.000 Tengkorak
KOMENTAR