Nationalgeographic.co.id—Sejak Minggu (2/3/2025), banjir kembali menerjang beberapa wilayah di Jakarta dan beberapa wilayah penyangganya (seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang Selatan).
Pemicu dari banjir tersebut salah satunya adalah hujan deras pada Minggu (2/3/2025) malam yang mengakibatkan Bendung Katulampa di Bogor meluap. Menurut laporan BPBD Jakarta, luapan air ini menyebabkan Kali Ciliwung banjir dan merendam rumah warga.
Terlepas dari banjir yang kembali terjadi tersebut, menurut sains, memulihkan lengkungan alami sungai dapat menjadi salah satu solusi untuk mencegah banjir dan menciptakan habitat yang sehat bagi satwa liar.
Salah satu sungai yang telah diterapkan cara ini dan sukses adalah sungai Swindale Beck, sebuah sungai di Cumbria, di jantung Distrik Danau Inggris, mengalir melalui ladang, lahan pertanian, dan lembah.
Sungai yang sehat seharusnya berkelok-kelok, mengalir bebas, dan penuh dengan satwa liar. Namun, di Inggris, 97% sungai terfragmentasi oleh penghalang buatan seperti bendungan. Setidaknya ada satu penghalang buatan untuk setiap 1,5 km aliran sungai di negara ini, seperti dilansir BBC.
Selama berabad-abad sungai telah dikanalisasi secara perlahan (atau diluruskan secara sengaja) untuk menghentikan air agar tidak membanjiri dan meluap ke lahan pertanian dan rumah-rumah.
Namun, menghilangkan kelokan alami sungai justru membuat aliran sungai terganggu dan habitat perairan, kualitas air menurun, serta risiko banjir meningkat.
Karena buruknya kesehatan sungai dan anak sungai di Eropa terus menjadi berita, masyarakat kemudian beralih ke solusi alami untuk memulihkan sungai mereka.
Beberapa sungai sedang dipulihkan dengan teknik pengelolaan banjir alami (NFM), seperti bendungan bocor (leaky dams), penanaman pohon, dan kandang berang-berang. Bendungan bocor adalah cabang atau batang pohon yang ditempatkan di sungai untuk menciptakan penghalang alami
Salah satu idenya adalah menambahkan aliran air kembali ke sungai, aliran air, dan anak sungai.
Di seluruh dunia, dari Belanda, AS, dan Inggris, sungai-sungai perlahan-lahan dialiri air kembali, untuk mengembalikannya ke jalur alaminya.
Baca Juga: Banjir Jabodetabek 2025: Kota-kota Ini Sukses Atasi Banjir Lewat Solusi Berbasis Alam
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR