Kebudayaan tato Mentawai, yang dikenal dengan nama titi hampir punah. Dari sekitar 40 pulau yang ada di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, kebudayaan titi hanya tersisa di Pulau Siberut. Hal ini diungkapkan oleh pembuat film dokumenter tentang titi, Rahung Nasution, Kamis (7/7) dalam bedah film Tato Mentawai di Sekolah Tinggi Pariwisata, Bandung.
Rahun menambahkan, karena keluarnya kebijakan yang represif tersebut, Suku Mentawai pun mulai berubah pola pikir. Secara perlahan, kebudayaan titi mulai ditinggalkan, dan agama resmi yang diwajibkan oleh pemerintah sudah merebak.
Budayawan Felix Feitsma, yang turut hadir berkata, "Sekarang, hanya sikerei atau dukun suku Mentawai yang bertato. Para pemuda sudah meninggalkan kebudayaan tersebut dan berpindah agama ke Katolik."
Felix juga mengatakan bahwa pemerintah belum tergerak untuk melestarikan kebudayaan yang mulai punah ini. "Tapi, dengan berlangsungnya acara diskusi seperti ini secara terus-menerus, saya yakin pemerintahan pun secara perlahan akan sadar dan mulai bergerak," tambahnya.
Usaha pelestarian yang dilakukan sekarang hanyalah berupa diskusi dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu, pembuatan film dokumentasi tentang titi ini juga salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Lampung, Eni Muslihah |
KOMENTAR