Bakteri Brucellosis mulai merebak di daerah Sleman, Yogyakarta. Sampai saat ini, sudah 19 ekor sapi perah dinyatakan positif terjangkit bakteri.
Dibandingkan tahun lalu, jumlah ini terbilang besar. Tahun 2010, hanya 3 ekor yang terjangkit. "Kasus ini perlu diwaspadai meningkat bakteri sangat menular," kata Suwandi Aziz, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Sleman. Menurut Suwandi, seluruh sapi yang terjangkit bakteri akan dimatikan.
Menurut Suwandi, bakteri ini baru dua tahun ini ditemukan di Sleman. Diperkirakan, bakteri mencapai Sleman akibat perdagangan sapi dengan pihak di luar Sleman. Diprediksi, bakteri tersebut berasal dari Jawa Barat.
Selama ini, sapi perah yang masuk ke daerah Sleman terutama sapi yang didanai pemerintah selalu mendapat pengawasan dari pemda setempat. Pengawasan ini dilakukan dengan uji sample darah sapi. Bahkan di tahun ini sudah terealisasi 289 sampel darah dari 850 sampel yang ditargetkan. “Sapi yang terkena bakteri adalah sapi yang dibeli oleh masyarakat dan tidak mendapat uji sampel darah,” jelas Suwandi.
Bakteri ini akan menyebabkan keguguran pada sapi. Bahkan parahnya, bakteri ini bisa menular pada manusia dan menyebabkan keguguran pada ibu. Hanya saja, Brucellosis menyerang jeroan sapi sehingga daging sapi yang disembelih masih aman dikonsumsi.
Suwandi mengatakan belum ada korban manusia akibat bakteri Brucellosis, namun pihaknya mengharap masyarakat untuk waspada. Kewaspadaan juga akan dilakukan Dinas Peternakan setempat dengan menguji sampel darah sapi yang masuk Sleman serta melaksanakan disinfektan pada sapi.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
2024 JILF x JakTent: Sarana Menggarap Isu-isu Sastra Mutakhir
KOMENTAR