Pengaruh Intelektual Indonesia di Dunia Internasional Minim
Jumat, 16 September 2011 | 08:51 WIB
Kontribusi pemikiran para ilmuwan dan intelektual Indonesia di dunia internasional masih minim.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, Nasir Tamara, di Grha Sabha Pramana UGM, Kamis (15/9).
Menurutnya, banyak sumber hasil pemikiran-pemikiran brilian dari Indonesia, namun pemikiran tersebut masih minim dalam memengaruhi kebijakan negara di seluruh dunia.
Padahal, banyak kebijakan seragam yang diterapkan di seluruh dunia berasal dari pemikiran kalangan kampus. Dia mencontokan hasil pemikiran Jeffrey Sach dari Harvard University, Amerika Serikat yang menulis tentang kebijakan menghapus kemiskinan ekstrem melalui MDGs 2025 yang diterapkan oleh PBB. Selain itu juga ada hasil pemikiran ekonom Amartya Sen dari India dan Muhammad Yunus dari Bangladesh.
Dirinya melanjutkan peranan ilmuwan dan intelektual sangat penting untuk terjun langsung ke masyarakat. Untuk Indonesia khususnya, saat ini negara memiliki pemerintah yang belum cukup banyak bekerja, kekurangan visi yang jelas, serta kepemimpinan yang lemah.
Kondisi tersebut diperparah dengan membiarkan matinya industri dalam negeri yaitu dengan kebijakan ekspor barang mentah.
“Yang kita khawatirkan lagi, jangan sampai negara tidak sanggup mengatasi berbagai masalah lingkungan,” pungkasnya.
Keterlibatan ilmuwan dan intelektual di Indonesia pun minim. Untuk itulah, sangat diperlukan para intelektual dan ilmuwan di kalangan kampus lebih banyak berkontribusi dalam memberikan hasil pemikirannya lewat tulisan. Kendati demikian, pemikiran-pemikiran tersebut harus berdasarkan atas pengalaman bangsa sendiri, bukan mengadopsi konsep-konsep teori-teori dari luar.
Nasir juga menambahkan hendaknya para intelektual dan ilmuwan berpihak pada kaum miskin dan lemah. Hal ini disebabkan karena kondisi kemiskinan dan kebodohan masih banyak terjadi di negara ini.
“Tugas kita bagaimana memberikan pemikiran agar mereka menjadi manusia yang sejahtera,” ungkapnya.
REKOMENDASI HARI INI
Jadi Putri Gembong Narkoba, Bagaimana Kehidupan Manuela Escobar Kini?
KOMENTAR