Lubang ozon sebesar lima kali luas wilayah Jerman ditemukan di atas Kutub Utara pada hari Minggu (2/10). Hal ini membuat Kanada Utara, Eropa, dan Rusia rentan terkena radiasi ultarviolet yang berbahaya. Lubang ini sama dengan lubang yang ada di atas Kutub Selatan, yaitu sebesar dua juta km persegi.
Lubang ozon itu terletak 20 km di atas Kutub Utara dan ini merupakan kesalahan dari Klorin yang lepas ke lapisan ozon sangatlah banyak. Peneliti dari Jet Propulsion Laboratory NASA, Michelle Santee mengatakan bahwa penyebab utama dari kemunculan lubang ini perlu penelitian selama bertahun-tahun.
"Dingin yang terus menerus selama bulan Desember hingga April merupakan hal baru dan ini belum pernah terjadi sebelumnya," tambah Michelle.
Diperkirakan, pemanasan global menjadi penyebab utama terbukanya lubang di lapisan ozon tersebut. Perangkap gas rumah kaca pada ketinggian yang rendah mendinginkan stratosfer dan memecahkan molekul oksigen pada lapisan ozon.
Lapisan ozon sendiri menyerap 97-99% sinar ultraviolet yang masuk ke Bumi, hal ini melindungi manusia dari efek yang mengerikan. Akan tetapi, manufaktur manusia yang berkembang telah menciptakan lubang 5% lebih besar daripada tahun 1980-an. Menurut peneliti, lubang ini lebih bebas bergerak hingga mungkin dapat mencapai pemukiman manusia. Dengan fakta itu, lubang di Kutub Utara ini lebih berbahaya dibandingkan lubang di Kutub Selatan.
(Baca juga: Ozon Terus Menipis di Kutub Utara)
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Lampung, Eni Muslihah |
KOMENTAR