Mesin berteknologi visi buatan (artificial vision) dan sinar ultraviolet (UV) telah dikembangkan untuk membantu mendeteksi buah jeruk yang busuk. Pemeriksaan kualitas jeruk hasil panen ternyata lumayan rumit. Buah jeruk busuk terkadang tidak bisa dilihat langsung dengan mata telanjang.
Proses dilakukan melalui penyinaran buah dengan sinar UV. Minyak esensial yang keluar dari kulit jeruk yang busuk akan bereaksi dengan sinar UV, dan menyebabkan area yang busuk mengalami fluoresensi atau berpendar. Namun biarpun besar kemungkinan bahwa jeruk yang berpendar berarti busuk, ada kalanya tidak demikian. Oleh sebab itulah pemeriksaan manual di ruang gelap terkadang diperlukan.
Masalahnya adalah, sinar UV dapat merusak mata dan kulit, sehingga para pekerja diharuskan menggunakan pakaian dan kaca mata khusus. Mereka juga sebaiknya tidak terlalu lama berada di ruang gelap.
Risiko tersebut kemudian coba ditekan dengan mempercayakan pemeriksaan kualitas jeruk kepada mesin, yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Valencian Institute of Agrarian Research di Spanyol.
"Sistem kami menangkap citra buah dari dalam bilik pemeriksaan yang diiluminasi hanya dengan cahaya hitam," kata Jose Blasco, salah seorang peneliti. Ia menambahkan, jika buah terinfeksi, akan tampak titik pendar berupa lingkaran kecil di tengah kegelapan. Mesin kemudian menggunakan teknik penganalisa citra yang dipadukan dengan UV untuk memastikan hasil pemeriksaan.
Kebusukan pada buah hasil panen, ujar Jose, merupakan penyebab utama turunnya laba dalam industri buah segar. Itu sebabnya deteksi buah busuk harus dilakukan sedini mungkin dan memisahkannya dari buah-buah lain dengan segera.
Tim juga mengembangkan mesin lain yang serupa untuk mengklasifikasikan buah jeruk berdasarkan kualitas, warna dan tipe kerusakan yang tampak pada kulit. Semua bisa dilakukan dalam kecepatan 15 sampai 20 buah per detik. (Sumber: BBC)
Penulis | : | |
Editor | : | Yunanto Wiji Utomo |
KOMENTAR