Meskipun terluka parah, hadrosaurus ini berhasil bertahan dan terus berinteraksi dengan sesamanya.
Para penulis meyakini bahwa kematian Bonapartesaurus rionegrensis bukan karena penyakit dan cedera yang dialaminya.
“Tetapi kami tidak dapat menghitung berapa lama ia(dinosaurus) hidup setelah itu, yang berarti ia bisa hidup selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Kami juga tidak dapat memastikan bahwa luka-luka ini adalah penyebab akhir kematiannya,” komentar ilmuwan tersebut.
Bonapartesaurus rionegrensis merupakan hadrosaurus yang memilki panjang sekitar 9 meter. Dinosaurus pemakan tumbuhan ini dikenal karena mulutnya yang lebar seperti bebek. Hadrosaurus adalah ornithischia besar dan kebanyakan bipedal, atau dinosaurus berpinggul burung, yang hidup selama bagian akhir periode Cretaceous (sekitar 145,5 juta hingga 65,5 juta tahun yang lalu) di Amerika, Asia, dan Eropa.
Baca Juga: Monkeydactyl dari Tiongkok, Dinosaurus Terbang Bisa Panjat Pohon
Beberapa spesies hadrosaurus memakai lambang hiasan di tengkorak mereka, yang mungkin telah digunakan untuk komunikasi. Ahli paleontologi tidak tahu apakah Bonapartesaurus memiliki jambul (kerangkanya kehilangan tengkoraknya), tetapi yang menarik perhatian mereka adalah tungkai belakang kiri dinosaurus, di mana pertumbuhan tulang yang besar memberi kaki "penampilan seperti kembang kol," Cruzado- kata Caballero dalam pernyataannya.
Para peneliti melaporkan Dinosaurus dalam kelompok ini berjalan dengan sebagian besar berat badan mereka pada jari kaki mereka, dan mereka memiliki bantalan kaki yang tinggi. Bantalan ini bisa menjadi bantalan kaki Bonapartesaurus, dan cederanya – yang terlihat mengerikan mungkin tidak menyebabkan pincang.
Pemindaian mereka juga mengungkapkan petunjuk pertama retakan pada dua tulang ekor dan infeksi berikutnya pada tulang di sekitarnya.
“Patah tulang seperti ini bisa terjadi karena hadrosaurus diinjak-injak, dihantam benda, diserang predator, "atau hanya karena stres lari," tulis para ilmuwan dalam studi tersebut. "Ini semua adalah hipotesis yang bagus, tetapi kami tidak dapat menentukan mana yang lebih mungkin," demikian pungkasnya.
Studi terhadap fosil dinosaurus yang mengalami patah tulang ekor dan mengidap tumor di kakinya ini telah dilaporkan dan baru diterbitkan dalam jurnal Cretaceous Research edisi Agustus 2021.
Baca Juga: Alvarezsaurus, Dinosaurus yang Tubuhnya Menyusut Jadi Seukuran Ayam
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR