Uskup asal Afrika Selatan, Geoff Davis, mengkritik sikap negara-negara kaya dalam Kongres Perubahan Iklim PBB yang tengah berlangsung di Durban, Afsel. Menurut Davis, negara-negara ini hanya mementingkan kekayaan pribadi dan tidak peduli dengan kerusakan alam.
Dalam kritiknya, Davis juga menyoroti keinginan negara kaya untuk mempertahankan kekuasaan. Padahal sikap ini perlu disingkirkan dan lebih mengedepankan kebutuhan masyarakat dan planet Bumi.
"Kita saat ini berada di tanah Afsel di mana apartheid (politik pemisahan warna kulit) pernah dikalahkan. Tapi kita masih melihat apartheid secara global, negara-negara kaya mempertahankan kuasa dan kekayaan untuk diri sendiri," kata Davis, Selasa (7/12).
Kongres di Durban berlangsung sejak 28 November-9 Desember 2011 dengan salah satu agenda utama soal penentuan masa depan Protokol Kyoto. Meski dianggap sudah memberikan harapan cerah, Kongres kali ini dikritik kurang menghasilkan keputusan tegas.
Selain itu beberapa pemimpin negara besar juga tidak hadir. 12 kepala negara yang dijadwalkan hadir kebanyakan berasal dari Afrika dan negara-negara kecil dari Kepulauan Pasifik.
"Di sini, di Afrika, kami khawatir. Ilmuwan asal Afrika mengatakan jika suhu akan meningkat dua kali lipat dibanding suhu rata-rata global. Adalah hal tak bermoral jika sebuah negara mengatakan akan tetap memancarkan emisi karbon," kata Davis lagi. (Sumber:RTCC)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR