Tujuh destinasi pariwista dan lima warisan budaya tak berbenda dari Indonesia mendapat penghargaan The Real Wonder of the World (The Real WOW). Penghargaan diberikan oleh majalah Marketeers dan diluncurkan melalui Konser Keajaiban Indonesia yang diaransemen oleh Dwiki Dharmawan, Kamis malam (15/12) di Ballroom Ritz Carlton, Jakarta.
Ketujuh destinasi itu antara lain Taman Nasional Ujung Kulon, hutan tropis Sumatera, Taman Nasional Komodo, Candi Prambanan, Candi Borobudur, Carstensz Pyramid (Puncak Jaya, Papua), dan situs purbakala Sangiran. Sedangkan lima budaya tak berbenda yang mendapat penghargaan The Real WOW antara lain wayang, batik, keris, angklung, dan tari Saman.
Di mana kesemua benda tak berbenda ini sudah mendapat pengakuan dari badan PBB untuk ilmu pengetahuan dan budaya (UNESCO). "Penghargaan ini untuk memotivasi bangsa Indonesia dan memberi mereka kepercayaan diri jika Indonesia memang negara yang layak didatangi. Pers asing bahkan menyebut Indonesia itu The New Pretty Woman dalam hal ekonomi," kata Hermawan Kertajaya sebagai Presiden dan founder dari majalah Marketeers.
"Selama ini bangsa Indonesia merasa tidak percaya diri dengan budaya dan wisata bangsa kita. Padahal banyak objek wisata indah yang bisa didatangi," tambahnya.
Ditambahkan Hermawan jika bukan cuma tujuh destinasi dan lima warisan budaya ini saja yang mendapat penghargaan. Objek wisata dan budaya lain dari seluruh Indonesia juga berpeluang mendapat penghargaan yang sama. Namun, mereka harus memenuhi tiga standar, yaitu otentik, memuat kearifan budaya lokal masyarakat setempat, dan menyimpan nilai universal persembahan Indonesia pada dunia.
"Dari beberapa lembaga riset internasional, Indonesia tidak pernah turun dari peringkat satu hingga tiga dalam hal wisata budaya dan alam. Karena itu perlu kita angkat budaya lokal ini," ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar.
Konser Keajaiban Indonesia yang jadi puncak acara ini sendiri diisi oleh Lea Simanjuntak, Elfa's Singers, Zaneta Naomi, Ivan Nestorman, Seruti, dan World Peace Ensemble. Mereka menyanyikan gabungan beberapa lagu daerah mulai dari Papua hingga Sumatera yang diaransemen secara modern.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR