Menurut sejumlah peneliti asal Italia, risiko, tingkat stress, dan potensi bahaya yang terus meningkat yang dihadirkan lingkungan perkotaan telah menurunkan jumlah sperma pada manusia berusia 20 tahun di negeri tersebut.
Italian Society of Andrology and Sexuality Medicine (SIAMS), lembaga yang melakukan analisa dan studi terhadap kehidupan manusia modern menunjukkan bahwa 33,4 persen generasi muda berusia 20 tahun mengalami ‘hypofertile’ atau subfertility.
Kondisi tersebut berarti jumlah sel sperma orang tersebut berada di bawah atau bahkan jauh di bawah normal. Adapun faktor pemicu utama risiko yang mengancam sperma kaum muda tersebut antara lain adalah emisi bahan bakar dan pestisida.
Menurut peneliti, efeknya juga sama seperti efek yang dibawa oleh obat-obatan terlarang, alkohol, dan merokok pada kehidupan generasi muda masa kini. Namun demikian, sebut peneliti, efeknya kehidupan perkotaan tidak terlalu besar bagi laki-laki dewasa.
Mereka tampak lebih mampu mengatasi. “Bagi para ayah, yang berusia di sekitar 40-an tahun, jumlah sel sperma mereka tampak tetap,” sebut juru bicara SIAMS. (Sumber: ANSA)
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR