Potensi Nyamplung untuk Energi Alternatif Belum Dilirik
Rabu, 7 Maret 2012 | 13:34 WIB
Buah nyamplung dinilai berpotensi besar sebagai Bahan Bakar Nabati
(BBN). Sayangnya, potensi dari buah ini belum banyak dilirik oleh
masyarakat.
Kabid Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Purworejo Agro Prasetyo
mengatakan, buah nyamplung dapat digunakan untuk biodiesel atau sebagai
energi alternatif. Katanya, nyamplung bisa menghasilkan minyak nabati
hingga 60 persen, lebih tinggi dari biji jarak.
Enam kilo buah nyamplung basah setelah diujicoba dapat menghasilkan satu
liter biodiesel lewat proses kimia. Minyak nabati ini juga dapat
dikonversi menjadi minyak tanah atau biokerosin dengan teknologi
sederhana. Berdasarkan perhitungan, 300 ton buah nyamplung bisa
menyuplai 50 ton minyak mentah setahun.
"Harga minyak dari nyamplung juga cukup bersaing di pasaran meski
menggunakan harga non subsidi. Satu liter biodiesel ini disetarakan
dengan solar non subsidi sekitar Rp8.500-Rp9.000 per liter.
“Harganya cukup bersaing untuk minyak non subsidi. Bahkan energi
alternatif ini sangat ramah lingkungan," ujarnya di Yogyakarta,
Rabu (7/3).
Sayangnya, pengolahan nyamplung sebagai BBN ini masih baru sebatas
industri. Di Purworejo sendiri, produksinya masih kecil. "Kami target
bisa 190-200 liter perhari,” katanya.
Ia mengatakan, semua daerah di Indonesia yang menghasilkan nyamplung
sangat berpotensi melakukan pengembangan energi alternatif ini. Hanya
saja, peningkatan sarana prasarana seperti penambahan mesin pemanas dan
pengepres perlu diperhatikan.
Kepala Dinas Kehutanan DIY, Ahmad Dawam mengatakan, potensi nyamplung
sangat strategis di tengah kenaikan harga BBM saat ini. Sayangnya,
masyarakat belum banyak tahu tentang pengembangan minyak nabati ini.
“Saya belum tahu persis berapa potensi buah ini di DIY,” ujarnya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Kata-kata yang Menjembatani Dunia: Suatu Refleksi dari Hiromi Kawakami
KOMENTAR