Petualangan alam biasanya disandingkan dengan keberanian orang dewasa. Anak-anak di bawah umur dianggap masih terlalu berisiko untuk melakukannya. Selain itu orang tua pun khawatir jika keluarga mereka ikut bertualang, akan ada risiko kematian di dalamnya.
Padahal jika bisa dibina sejak dini, akan tumbuh rasa kecintaan alam pada anak. Kecintaan ini nantinya akan mereka bawa hingga dewasa dan berujung pada pelestarian alam Indonesia. Demikian disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam sambutannya membuka pameran internasional Deep and Extreme Indonesia di JCC, Jakarta, Kamis (29/3).
Contoh terdekat, ditambahkan Mari, adalah apa yang dilakukan putra kandungnya yang berusia 18 tahun. Sejak usia 11 tahun, putranya sudah mencintai dunia kelautan dan belajar menyelam. Ini menuntun sang putra mengambil jurusan ilmu kelautan untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia. "Liburan terbaik adalah bersama alam. Yang penting dalam kegiatan itu adalah mengajarkan anak untuk menghargai dan menjaga alam," ujar Mari Elka.
Deep and Extreme Indonesia di tahun 2012 mengedepankan tema 'Family fo Adventure'. Dengan penegasan jika bertualang tidaklah menakutkan, justru menyenangkan, mengasah fisik dan mental, dan menghargai lingkungan. Pameran yang dimulai 29 Maret - 1 April 2012 ini menawarkan beberapa altenatif petualangan alam bersama keluarga. Di antaranya diving, wisata bahari, ekowisata, wisata petualangan, konservasi, pengembangan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta taman nasional.
"Olahraga ekstrem tidak hanya untuk mereka yang berani, tapi juga diperuntukkan bagi keluarga terutama anak-anak mereka," kata Dharmawan Susanto sebagai Ketua Panitia Penyelenggara, PT Exhibition Indonesia (X-NET Indonesia).
Namun, menurut Mari Elka, daerah wisata di Indonesia mengalami kendala besar dalam hal akomodasi. Terkadang membutuhkan segala jenis transportasi darat, laut, sungai, untuk bisa mencapai satu tujuan wisata. Meski dianggap merepotkan, perjalanan seperti ini harus dirasakan sebagai sebuah petualangan baru.
"Selain itu kita juga harus bisa mengembangkan ekonomi suatu wilayah pariwisata. Tanpa harus merusak lingkungan dan tetap memberikan mata pencaharian bagi warganya," tambah sang Menteri.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR