Qantas, maskapai penerbangan Australia akhir pekan lalu meluncurkan penerbangan komersial perdana yang menggunakan bahan bakar campuran yang mengandung minyak goreng. Minyak goreng yang diolah lebih lanjut ini disebut sebagai solusi untuk kelangsungan perusahaan, karena mereka menyadari bahwa tidak bisa sepenuhnya bergantung pada bahan bakar jet konvensional.
Airbus A330, pesawat milik Qantas yang bersangkutan, terbang dari Sydney ke Adelaide menggunakan campuran 50:50 antara minyak goreng dan bahan bakar jet tradisional. Harapannya, cara ini akan menjadi langkah awal mereka untuk bertahan dalam industri penerbangan di Australia.
“Kami perlu bersiap untuk masa depan yang tidak berbasis pada bahan bakar jet tradisional, jika tidak, kami tidak punya masa depan,” kata Alan Joyce, Chief Executive Officer Qantas. “Masalahnya bukan hanya di harga minyak. Tetapi juga harga yang perlu ditebus untuk karbon,” ucapnya.
Per Juli mendatang, kata Joyce, Qantas akan jadi satu-satunya maskapai di dunia yang menghadapi peraturan di tiga kawasan yurisdiksi yang berbeda. Ini membuat langkah penggunaan bahan bakar minyak goreng dengan segera menjadi hal yang masuk akal.
Sebagai informasi, Eropa telah menerapkan pajak karbon yang kontroversial pada seluruh maskapai penerbangan. Selain itu, Selandia Baru juga memiliki pajak karbon yang diterapkan pada penerbangan yang melintas di negaranya, termasuk oleh maskapai murah Qantas, yakni Jetstar. Di sisi lain, pajak emisi karbon Australia sendiri akan mulai diterapkan, 1 Juli mendatang.
Menurut Qantas, biofuel berbasis minyak goreng tersebut telah mendapatkan sertifikasi untuk digunakan dalam penerbangan komersial. Ia memiliki jejak karbon hingga 60 persen lebih rendah dibandingkan dengan jejak karbon yang disebabkan oleh emisi bahan bakar jet biasa. Padahal, biaya untuk bahan bakar jet sendiri merupakan biaya pengeluaran terbesar bagi maskapai-maskapai di Australia, yang pada Februari lalu telah mengumumkan akan merumahkan setidaknya 500 karyawan dan memangkas biaya setelah profit kuartal pertama mereka turun 83 persen.
Untungnya, langkah Qantas tersebut mendapat dukungan penuh. Pemerintah Australia menyatakan, mereka akan membantu Qantas untuk membiayai penelitian terkait produksi dan komersialisasi bahan bakar ramah lingkungan untuk industri penerbangan.
“Penerbangan Qantas kali ini, bersama dengan studi kelayakan, merupakan langkah penting menuju industri penerbangan Australia yang diperkuat oleh biofuel produksi sendiri,” kata Martin Ferguson, Menteri Energi dan Sumber Daya Australia.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR