Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yosephine Tuti, berhasil menemukan dua spesies baru di laut. Kedua spesies itu, Astrogorgia balinensis (akar bahar) dan Psammocella tutiae (spons), ditemukan di dua provinsi berbeda di Indonesia dan diteliti di Belanda.
"Astrogorgia ini ditemukan dari sampel di Bali. Bentuknya seperti tanaman tapi ini sebenarnya hewan. Di atasnya hidup berjuta-juta binatang polip," ujar Yosephine dalam pemaparannya dalam "Workshop dan Diseminasi Hasil Jejaring Kerjasama Internasional LIPI Bidang Energi dan Lingkungan" di Gedung LIPI, Jakarta, Rabu (25/4).
Sedangkan Psammocela merupakan spons hitam yang ditemukan secara tidak sengaja di Ternate, Maluku. "Saat itu saya serahkan spons tersebut kepada teman yang membawanya ke Belanda. Dari hasil penelitian, ternyata ini adalah spesies baru," tambahnya. Atas penemuan ini, Yosephine berhak menempatkan namanya dalam spesies baru tersebut.
Penemuan spesies baru di laut ini hanya satu dari ribuan spesies yang belum diketahui jenisnya di Indonesia. Ini juga menjadi hasil buah karya kerjasama antara LIPI dengan pihak asing. Apa yang ditemukan Yosephine merupakan jalinan kerjasama LIPI dengan Netherland Centre for Biodiversity Naturalis, Leiden, Belanda. Jalinan ini didasarkan MoU dari tahun 2002 dan diperpanjang hingga tahun 2011.
Lain lagi dengan yang ditemukan oleh rekan Yosephine di LIPI, Elizabeth Wijaja, di Pegunungan Mekongga, Sulawesi Utara. Tim Yosephine dan pihak University of California, Davis and Berkeley Campuses, menemukan 5.845 spesimen tumbuhan baru dari 820 spesies. Ini belum ditambah lagi oleh koleksi satu juta spesimen invertebrata.
"Salah satu spesimen tumbuhan yang kami temukan, Rhododendron, berpotensi jadi tanaman hias di Eropa," ujar Elizabeth.
Nilai tambah iptek Indonesia
Kerjasama dengan pihak asing ini bukan hanya berbentuk penelitian bersama. Tapi juga pertukaran para ahli di bidangnya dan penyelenggaraan seminar atau lokakarya. Diharapkan, hal ini bisa memberi manfaat dan nilai tambah bagi ilmu pengetahuan Indonesia.
"Kehadiran peneliti Indonesia dalam berbagai kegiatan ilmiah di luar negeri membuat peran LIPI lebih menonjol," ujar Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI) Bogie Soedjatmiko.
Data BKPI menyebut bahwa kerjasama riset LIPI selama ini didominasi bersama institusi riset Jepang. Rencananya, jumlah negara yang diajak bekerjasama akan bertambah dengan target 10-15 riset tiap tahunnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR