Bentang alam karst menopang vegetasi hutan bukit kapur, yang keanekaragaman jenisnya dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia batuan serta iklim, juga oleh organisme penghuni gua karst. Amran Achmad, dari Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan menjelaskan, vegetasi berperan memelihara proses ekologi yang terjadi di keberlangsungan ekosistem.
Dengan demikian, faktor vegetasi di atas permukaan tanah (yang seringkali disebut eksokarst) bisa membantu memperbaiki atau melakukan konservasi di wilayah kritis karst, yang termasuk ekosistem rentan.
"Vegetasi hutan di sini akan menjadi habitat bagi satwa liar, penahan dari erosi dan banjir atau longsor, penambah unsur hara pada tanah, pengatur sistem tata air, serta sarana untuk pendidikan dan penelitian," kata Amran dalam pemaparan di Pusat Penelitian Biologi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Kamis (3/5).
Di samping itu, hutan juga membantu proses kartilisasi (pelarutan mineral kalsium) batu gamping melalui pelapukan bahan organik dari tumbuhan dan hewan, hingga membentuk asam organik. Menurut Amran, karena pengaruh bentang alam karst yang khas, maka akan timbul vegetasi yang khas juga di area ini.
"Kondisi mineral yang didominasi oleh karbonat, tumbuhan atau vegetasi yang bisa beradaptasi pun juga amat spesifik. Dengan kata lain, sistem ekologi yang bekerja dengan sangat sempurna ini menghasilkan sumber daya yang unik, berupa sumber daya hayati yang spesifik," tuturnya.
Hal ini pula yang membuat para ahli ekologi hutan mengelompokkan hutan bukit kapur sebagai satu ekosistem hutan tersendiri. Berbeda dengan ekosistem hutan lainnya.
Karst merupakan bentang alam di bawah permukaan (endokarst) dan di permukaan (eksokarst) tanah yang secara khusus berkembang pada batuan karbonat sebagai akibat proses pelarutan air alami. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Bambang Prasetya menyatakan, mempertahankan fungsi kawasan karst dalam satu kesatuan ekosistem mempunyai pengertian tidak hanya melindungi. Tetapi juga bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR