Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencangkan kebijakan “Ikrar Siswa Indonesia” yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru mendatang. Kemunculan ikrar ini merupakan bentuk keprihatinan pemerintah atas merosotnya nilai–nilai Pancasila.
“Kami khawatir nilai–nilai Pancasila dan rasa cinta terhadap tanah air mengikis di generasi sekarang dan mendatang,” ujar Wakil Menteri Bidang Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Musliar Kasim, dalam Seminar Peran Perguruan Tinggi Dalam Upaya Pembentukan Karakter dan Memajukan Bangsa, di UGM, Jumat (4/5).
Ikrar siswa tersebut berisi mengamalkan Pancasila dan UUD 1945; hormat kepada orangtua dan guru; saling menghargai sesama dan menolak kekerasan; berbudaya jujur, disiplin, dan peduli; giat belajar, berkreasi, dan berprestasi. Ikrar ini harus dibacakan setiap hari di semua sekolah yang ada di Indonesia.
Melalu ikrar ini, ia berharap pendidikan karakter bangsa Indonesia bisa tercipta. Generasi muda pun makin mencintai bangsa dan memiliki daya saing yang tinggi. “Karakter yang dikembangkan oleh bangsa-bangsa maju adalah kemauan, kerja keras, prinsip “harus bisa”, serta motivasi yang tinggi,” kata Wamendikbud.
Dalam menerapkan pendidikan karakter perlu kreativitas dari masing-masing satuan pendidikan di semua daerah yang ada di Indonesia. Local wisdom di masyarakat serta multikulturalisme menjadi dasar pendidikan karakter. Ditambahkan Wamendikbud, bahwa peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan.
Sejarawan UGM, Sutaryo, menyatakan setuju dengan adanya ikrar ini. "Ikrar untuk membentuk kepribadian siswa yang mandiri, cinta tanah air, tangguh, bertanggung jawab,” tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR