Sejumlah peneliti Eropa mengidentifikasikan gen yang dianggap berpengaruh pada peningkatan ingatan, tapi sekaligus memperbesar risiko gangguan tekanan pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
Memori yang baik boleh jadi 'kutukan' dalam situasi seseorang yang mengalami peristiwa traumatis. Demikian intisari yang diungkapkan oleh peneliti Dominique de Quervain dari Universitas Basel di Swiss bersama rekan-rekannya ini.
Mereka memeroleh sampel gen dari 700 partisipan yang merupakan para relawan, muda dan sehat. Metode yang digunakan antara lain dengan memperlihatkan serangkaian gambar penggugah emosi, kemudian meminta agar partisipan menuliskan deskripsi singkat tentang gambar itu.
Dari keseluruhan hasil analisis ditunjukkan, individu yang punya dua salinan dari satu varian dalam gen, yang dijuluki sebagai alel A, dapat mengingat gambaran lebih mendetail, sehingga pada akhirnya bisa membentuk kondisi PTSD. "Alel A pada gen secara signifikan telah merepresentasikan orang-orang yang didiagnosis PTSD," tutur Quervain.
Para peneliti kembali menambahkan 394 partisipan lain pula untuk melakukan konfirmasi mengenai gen tersebut. Hasilnya menyimpulkan hubungan pengaruh gen terhadap kapasitas memori emosional. Juga lebih jauh menjawab keterkaitan antara perbedaan dalam aktivitas otak selama proses penyandian memori (memory encoding).
Studi ini telah dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (14/5).
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR