Singkong (Manihot utilissima) biasa diolah menjadi berbagai jenis produk industri. Bukan hanya pangan, melainkan juga kosmetik, obat-obatan, bahan baku kertas, dan energi. Perekayasa bidang teknologi pangan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Aton Yulianto, awal pekan ini, memaparkan, teknologi hidrolisis dikembangkan 20 tahun untuk mengurai zat pati menjadi glukosa yang mengandung rantai unsur karbon dan hidrogen. Unsur ini juga ada dalam minyak bumi.
Di Jerman dan Jepang, kata Aton, pemanfaatan bahan selulosa menjadi bioetanol mulai menggeser penggunan minyak bumi di industri. Peneliti di Institut Pertanian Bogor dan Universitas Jember berhasil menerapkan teknik fermentasi menggunakan bakteri asam laktat. Hasilnya, singkong yang diolah menjadi irisan tipis dapat terurai menjadi tepung modified cassava flour (mocaf).
Teknik pengolahan mocaf telah didiseminasikan kepada masyarakat, antara lain wirausaha muda. Mereka yang tergabung dalam Forum Organisasi Kepemudaan (FOK) itu selain juga menghasilkan tepung terigu juga membuat gula rendah kalori. Tepung mocaf memiliki rasa dan karakteristik sama dengan tepung terigu." Dengan demikian, kita tak perlu impor gandum dan bisa menghemat devisa," ujar Ketua Umum FOK Endy Priyatna.
Tepung ini bisa digunakan untuk membuat aneka jenis makanan, seperti kue, roti, mie, dan bakso. "Selain untuk pangan, bahan baku singkong setidaknya bisa dihasilkan 13 turunan produk untuk berbagai keperluan. Selain mocaf dan gula cair, juga dihasilkan biokerosin dan bioetanol," ujar Endy menguraikan.
Rendah kalori
Gula cair dari singkong kini mulai banyak dikonsumsi untuk keperluan diet. Kandungan kalori gula cair rendah sehingga aman bagi penderita diabetes dan mereka yang diet rendah gula.
Menurut Endy, FOK merintis industri kecil yang menerapkan teknologi pembuatan mocaf. Pihaknya kini memasarkan 25 ton tepung mocaf tiap hari untuk berbagai keperluan. Tepung ini antara lain diminati pedagang mi dan roti karena harganya lebih murah daripada tepung terigu.
Saat ini, bahan baku singkong 85 persen diolah menjadi pati, sisanya menjadi mocaf. Menurut Aton, permintaan terhadap pati singkong besar karena dapat menjadi bahan baku kertas. Belakangan ini pati singkong diolah menjadi vitamin C. Pabrik vitamin C dari singkong dibangun di Lamongan, Jawa Timur.
Mocaf belum berkembang karena teknik fermentasi yang digunakan belum dapat menghasilkan mocaf yang standar. Menurut Aton, mocaf masih harus bersaing dengan tepung terigu di pasaran. Meski demikian, mocaf penting untuk membangun kemandirian.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR