Kemenristek siap melakukan produksi roket hasil pengembangan Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN). Roket tersebut rencananya akan dimanfaatkan untuk pertahanan negara dan menggantikan roket yang dibeli dari luar negeri.
“Kita akan produksi 1.000 roket dengan nama R-Han 122. Roket ini merupakan roket pertahanan kaliber 122 yang sudah diberikan hulu ledak. Roket ini akan dimanfaatkan untuk menggantikan roket yang dibeli dari luar negeri,” ujar Staf Ahli Menristek Bidang Pertahanan dan Keamanan Hari Purwanto di Fakultas Teknik UGM, Kamis (7/6).
Ia menjelaskan, roket yang akan diproduksi tersebut memiliki jangkauan 15-20 kilometer. Roket ini merupakan investasi besar negara sekaligus untuk menambah kekuatan pertahanan keamanan dan melengkapi tugas TNI.
Roket menjadi salah satu teknologi penting yang krusial untuk segera dikembangkan secara mandiri. Karena selama ini Indonesia lebih banyak mengandalkan roket yang dibeli dari negara lain.”Roket dikembangkan untuk kepentingan-kepentingan kesejahteraan, misalnya menambah Alat Utama Sistem Pertahanan (alutsista). Sehingga kemanfaatan roket mendesak untuk segera dikembangkan mengingat negara-negara lain telah memiliki teknologi roket mandiri,” tuturnya.
Selain mengembangkan roket, Kemenristek juga tengah mengembangkan teknologi pesawat tempur bersama Korea Selatan dengan nama Fighter Indonesian Experiment. “Kita juga sudah membuat panser sendiri dan telah diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Brunei dan Filipina. Ini merupakan langkah positif dan diharapkan bisa semakin berkembang," imbuhnya.
Kepala LAPAN Bambang Setiawan Tejakusuma menuturkan, program produksi roket merupakan proyek yang ambisus yang dilakukan LAPAN. Pasalnya, sedikit negara yang telah memiliki program pengembangan roket. Di antaranya Rusia, Amerika, Perancis, China, India, Jepang Korea Utara, Iran, dan Pakistan. “Kita dalam proses untuk mengembangkan, ujung-ujungnya roket yang kita hasilkan mampu mengantarkan benda ke luar angkasa,” katanya
Sementara itu, untuk mendukung kesiapan sumber daya manusia dalam pengembangan teknologi industri roket Indonesia, Kemenristek menggandeng Universitas Gadjah Mada membentuk Komunitas Roket Uji Muatan (RUM). Rencananya, komunitas ini akan memanfaatkan kawasan Pantai Pandansimo Bantul sebagai area pelatihan peluncuran uji roket muatan.
Rektor UGM Pratikno mengatakan, teknologi roket perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian bangsa. Terutama dalam bidang penyediaan persenjataan pertahanan negara dan pemanfaatan roket untuk kesejahteraan masyarakat.
“Pengembangan roket butuh investasi yang sangat besar dengan hasil yang penuh risiko dengan manfaat yang abstrak dan jangka panjang. UGM siap kerjasama terhadap hal yang penting dan strategis ini,” ungkapnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR