Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Ternate, Maluku Utara, menyatakan kawasan laut di Ternate telah dicemari oleh limbah pusat perbelanjaan di sepanjang pantai di wilayah tersebut.
Pusat perbelanjaan yang berdiri di sepanjang pantai Ternate tidak memiliki instalasi pengolah air limbah. Sehingga limbah langsung masuk ke laut tanpa melalui proses penyaringan maupun pengolahan. Nulzuludin Syah, Kepala BLH Kota Ternate, mengatakan pada Senin (11/6), bahwa cemaran limbah pusat belanja membuat air laut bau, dasar laut jadi berlumpur, terumbu karang tertutup limbah, dan populasi biota laut menurun.
Menurutnya, pihak BLH Ternate sudah meminta semua pemilik pusat perbelanjaan di sepanjang pantai Ternate untuk membangun instalasi pengolah air limbah, agar limbah tidak lagi mencemari laut yang sedang dikembangkan menjadi obyek wisata.
"Panorama bawah laut di perairan Ternate cukup indah, banyak wisatawan yang melakukan penyelaman di lokasi itu, tapi kalau pencemaran akibat limbah dari pusat perbelanjaan tersebut tidak segera diatasi, keindahan itu akan sirna," katanya. Ia juga meminta warga yang tinggal di dekat bantaran kali tidak membuang sampah di kali karena arus air akan membawa sampah rumah tangga ke laut.
Sementara Pemerintah Kota Ternate sendiri mengklaim tahun 2012 ini menjadi Tahun Kebangkitan Pariwisata Ternate, dengan sejumlah program pembenahan terhadap infrastruktur pendukung wisata di sana.
Meski termasuk pulau kecil, Ternate yang memiliki luas 547,736 kilometer persegi ini menyimpan potensi wisata yang beragam. Keelokan alam, kaya akan keragaman budaya, dan peninggalan sejarah menjadi daya tarik utamanya. Kota Ternate merupakan kota otonom yang menjadi pusat bisnis paling ramai di Provinsi Maluku Utara.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR