Masuk musim kemarau, jumlah titik api (hotspot) mulai meningkat di Pulau Sumatra. Pada hari Rabu (20/6) lalu sekitar pukul 17.00 WIB, satelit NOAA mendeteksi di Sumatra terdapat 341 titik api yang tersebar dengan nyaris merata di sejumlah wilayah provinsi yang ada di sana.
Kemunculan titik api jauh meningkat dibandingkan sebelumnya, pada hari Selasa (19/6) hotspot yang terdeteksi satelit adalah sebanyak 267 untuk Sumatra.
"Titik api tersebar di hampir seluruh wilayah provinsi yang ada di Sumatra," ungkap seorang Staf Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Aristya Ardhitama. Ia menguraikan, sebaran titik api terbanyak masih berada di daratan Riau yakni dengan jumlah yang mencapai 227 titik atau meningkat dibandingkan di hari sebelumnya yang masih berkisar 145 titik.
Sementara untuk Provinsi Jambi, NOAA mendeteksi sebanyak 39 titik, di Provinsi Sumatra Utara (21), Sumatra Selatan (21), Sumatra Barat (12), Bengkulu (7), Aceh, dan Bangka Belitung masing-masing terdeteksi lima titik api, serta di Lampung terdapat empat titik.
"Khusus di Riau, hotspot terbanyak berada di Pelalawan. Selebih tersebar di kabupaten/kota lainnya," Staf Analis BMKG Pekanbaru lain, Warih Budi, mengutarakan. Sebaran terbanyak untuk titik api Riau di Kabupaten Pelalawan itu mencapai 52 titik. Kemudian disusul dengan Kabupaten Rokan Hilir yang mencapai 44 titik.
Titik api juga terdeteksi NOAA berada di Kabupaten Bengkalis yakni 27 titik, Siak (23), Indragiri Hulu (21), Indragiri Hilir (19), Kampar (13), Rokan Hulu (11), Kuantansingingi (10), Dumai (6) dan di Kabupaten Meranti terdeteksi hanya satu titik api.
Ardhitama mengatakan, pertumbuhan titik api di wilayah Sumatra khususnya Riau, dipredikasi akan terus mengalami peningkatan signifikan. "Memang, dalam beberapa pekan terakhir (hotspot) yang terdeteksi satelit cenderung fluktuatif jumlahnya. Terkadang bertambah atau terkadang juga menurun."
Maraknya titik api ini menyebabkan jarak pandang yang normalnya sepuluh kilometer mulai menurun. Namun, menurut laporan kondisi ini belum mengganggu arus lalu lintas, baik darat maupun udara.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR