TV9 Lombok bekerja sama dengan SIF Institut memproduksi sebuah film berjudul Perempuan Sasak Terakhir. I Made Rethuyana yang juga Direktur Utama dari TV9, televisi lokal Nusa Tenggara Barat, bertindak selaku produser.
Tujuan dari pembuatan film ini, terangnya pada acara press screening di Blitzmegaplex Grand Indonesia Jakarta (28/6), adalah demi mengembangkan budaya lokal. Serta berpartisipasi mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat melalui program-program edukatif.
"Memang walaupun saya tidak punya pengalaman dalam bidang industri broadcasting dan entertainment, saya melihat film adalah medium yang bisa mengangkat kearifan lokal serta menumbuhkembangkan industri lokal pula," ujarnya pula.
Ide sentral dari film Perempuan Sasak Terakhir yaitu mengenai bagaimana berbagai benturan budaya modern terhadap adat istiadat. Sutradara Sandi Amaq Rinjani mengambil latar di sebuah kampung adat di daerah Lombok, daerah tempat bermukim Suku Sasak.
"Saya memberanikan diri untuk mencoba memakai sebanyak mungkin talenta (pemeran) dari yang ada di masyarakat lokal Lombok untuk pembuatan film satu ini. Meski saya sadari film saya masih banyak kekurangan, saya yakin ini awal yang baik," kata Sandi yang pernah mengenyam pendidikan jurusan film televisi di Institut Kesenian Jakarta.
"Saya berpikir bahwa yang membuat kita satu sebagai Indonesia, kita perlu menunjukkan identitas diri yang sejati terlebih dulu," tambahnya.
Peneliti BRIN dan Inggris Berkolaborasi Mengatasi Permasalahan Sampah Plastik di Indonesia
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR