Indonesia akan menggelar Konferensi Tingkat Menteri Asia ke-5 mengenai Pengurangan Resiko Bencana (AMCDRR) mulai dari 22-25 Oktober 2012. Yogyakarta terpilih menjadi kota penyelenggaraan, demikian disampaikan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Senin (2/7).
Konferensi akan dihadiri lebih dari 1.000 peserta, termasuk perwakilan pemerintah setingkat Menteri atau pejabat tinggi dari 60 negara. Materi konferensi berisi mengenai kebijakan dan praktek lokal untuk membuat masyarakat lebih aman dalam menghadapi ancaman bencana.
"Indonesia bangga menjadi tuan rumah dari kegiatan penting ini dan akan berbagi pengalaman dengan negara-negara lain dalam pengurangan resiko bencana, sebab kita tahu bahwa upaya pencegahan adalah sangat penting," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dikatakan Margareta Wahlstrom sebagai Kepala Kantor PBB untuk Pengurangan Resiko Bencana (UNISDR), dalam setahun terakhir pihaknya sudah berkeliling Asia untuk melihat secara langsung dampak bencana.
"Konferensi ini akan membahas berbagai capaian dalam upaya pengurangan dampak bencana dan akan menunjukkan keterlibatan pemerintah lokal dan organisasi masyarakat, tentang pentingnya peran mereka dalam menghadapi ancaman bencana," kata Wahlstrom.
Konferensi Tingkat Menteri seperti ini juga bisa meningkatkan berbagai upaya kemitraan untuk pengurangan resiko bencana. Para pejabat juga bisa memiliki kesempatan untuk bertukar pikiran dan menyusun rencana berkelanjutan.
Asia, sebagai benua terbesar di dunia dan terbagi menjadi 48 negara, mencatat rekor kerugian terbesar menyangkut bencana beberapa tahun belakangan. Tahun 2011 lalu, tercatat 137 dari 302 bencana besar yang dilaporkan dari berbagai belahan dunia terjadi di kawasan yang biasa disebut Benua Kuning ini.
Selain menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar, juga menghantam perekonomian negara yang terkena bencana. Kerugian tercatat mencapai US$274 miliar atau lebih dari 75,1 persen dari total kerugian ekonomi global yaitu US$365 miliar.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR