Penelitian itu melakukan analisis rasa sakit dan pencitraan otak dengan MRI, untuk mengetahui apakah meditasi mindfulnes hanyalah efek plasebo. Ada 75 partisipan sehat dan bebas rasa sakit yang secara acak ditugaskan ke dalam empat kelompok: meditasi mindfulness, meditasi pasebo ('palsu'), krimi anagesik plasebo (petroleum jelly), dan kelompok kontrol.
Rasa sakit diukur dengan menggunakan probe termal untuk memanaskan area kecil kulit peserta hingga 49 derajat Celsius, rasa yang dianggap sangat menyakitkan bagi banyak orang. Peserta kemudian menilai sensasi fisik dan respon emosionalnya.
Kelompok meditasi mindfulness melaporkan bahwa intensitas nyeri berkurang 27 persen dan 44 persen untuk aspek emosional rasa sakit. Sebaliknya, krim plasebo mengurangi sensasi rasa sakit sebesar 11 persen dan aspek emosional rasa sakit sebesar 13 persen.
"Pemindaian MRI menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa meditasi mindfullness menghasilkan pola aktivitas otak yang berbeda dari yang dihasilkan oleh krim plasebo," kata Fadel Zeidan, penulis utama studi yang merupakan profesor neurobiologi dan anatomi di Wake Forest Baptist Medical Center.
Baca Juga: Studi: Meditasi Paling Baik untuk Redakan Sakit Punggung
Meditasi mindfulness mengurangi rasa sakit dengan mengaktifkan beberapa daerah otak, orbitofrontal dan anterior cingulate cortex, yang terkait dengan rasa pengendalian rasa sakit. Sementara krim plasebo hanya menuruni rasa sakit dengan mengurangi aktivitas otak di area penerima rasa sakit.
Thalamus, bagian otak lainnya, tidak aktif selama meditas mindfulness. Bagian ini berfungsi sebagai pintu gerbang yang menentukan apakah informasi sensorik diizinkan untuk mencapai pusat otak yang lebih tinggi.
Dengan menonaktifkan area ini, meditasi mindfulness mungkin telah menyebabkan sinyal tentang rasa sakit menghilang begitu saja, kata Zeidan.
"Berdasarkan temuan kami, kami percaya bahwa sesi meditasi mindfulness empat kali 20 menit setiap hari dapat meningkatkan pengobatan nyeri dalam pengaturan klinis," terangnya, dilansir dari Science News.
"Namun, mengingat penelitian ini memeriksa sukarelawan yang sehat dan bebas rasa sakit, kami tidak dapat menggeneralisasi temuan kami untuk pasien nyeri kronis saat ini."
Baca Juga: Teka-teki Etika Efek Plasebo: Seberapa Berisiko Membahayakan Pasien?
Source | : | Science News |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR