Angela Micol, peneliti arkeologi, mengklaim menemukan dua piramida di padang pasir Mesir, Senin (13/8). Micol, yang mendalami gambar-gambar dari udara untuk mencari fitur buatan manusia, menemukan dua piramida ini menggunakan Google Earth.
Situs pertama terletak hanya berjarak 2,4 kilometer dari reruntuhan kota tua yang disebut Dimai. Terdiri atas formasi satu bujur sangkar besar dan tiga fitur lain yang lebih kecil. Fitur-fitur kecil ini sejajar dengan bintang utara, persis seperti Piramida Giza. Namun, fitur terbesarnya malah tidak sesuai dengan garis lurus ini.
Penemuan piramida kedua berjarak sekitar 19 kilometer dari Abu Sidhum, kota di pinggir Sungai Nil. Fiturnya yang mencolok berupa dataran tinggi plato berbentuk segitiga dengan sisi yang sudah terkikis. Pusat dari segitiga ini memiliki fitur melingkar, kemungkinan besar sumur atau gundukan.
Micol mengklaim jika penemuannya didukung oleh Nabil Selim sebagai Egyptologist. Selim menyebut jika dua piramida ini sebelumnya tidak diketahui keberadaannya. Hasil penemuan juga ini sudah dikirim ke beberapa pakar untuk dianalisa.
"Imaji ini berbicara dengan sendirinya, jelas sekali sekali apa yang terkandung dari bangunan ini. Meski membutuhkan penelitan lapangan untuk memastikan jika mereka faktanya adalah piramida," ujar Micol.
Namun, penemuan ini memicu kontroversi dari arkeolog lain. Sarah Parcak, arkeolog dari University of Alabama, Amerika Serikat, menyatakan hasil penemuan Micol meragukan.
"Laporan Google Earth ini datang dari seseorang yang bukan Egyptologist, arkeolog, atau ahli penginderaan jauh," kata Parcak. Selain itu, tambah Parcak, lokasi penemuan pun meragukan, yakni sekitar delapan kilometer sebelah barat dari Lembah Sungai Nil.
Kritik lebih halus disampaikan Robert Litman, arkeolog dari University of Hawaii dan juga Direktur ekskavasi Tell Timai di Mesir. "Mungkin saja itu memang piramida, tapi mungkin juga struktur bangunan lain."
Dibutuhkan proses pembuktian geologis untuk mensahihkan bangunan tersebut memang piramida dan berbeda dari struktur lainnya. Jika pun akhirnya diketahui struktur ini buatan, Micol disarankan bisa mencari sumber prosaisnya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR