Hak-hak kawula muda dunia untuk menyuarakan isu-isu pendidikan, pekerjaan, kesehatan, seksualitas,dan partisipasi publik akan terwadahi dalam Global Youth Forum yang akan berlangsung di Bali, 4-6 Desember 2012 mendatang. Global Youth Forum ini diharapkan menjadi jembatan gerakan kawula muda yang berkesinambungan serta mendurung inovasi dan investasi.
United Nations Population Fund (UNFPA) dan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),Senin (13/8) secara resmi mengumumkan peluncuran Global Youth Forum di Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta.
Dalam rilis tertulisnya, Jose Ferraris Wakil UNFPA di Indonesia mengatakan, bahwa even yang berskala internasional ini bertujuan untuk pengembangan kawula muda di dunia.
“Sebanyak 43 persen populasi dunia terdiri dari masyarakat berusia di bawah 25 tahun. Sementara itu, 60 persen di antaranya adalah negara-negara miskin. Dengan Global Youth Forum ini diharapkan partisipasi kawula muda kian ditingkatkan,” paparnya.
Global Youth Forum akan diikuti oleh 1.000 peserta dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan mewakili pemerintah, LSM, masyarakat sipil, mitra pembangunan internasional, kawula muda, serta tokoh-tokoh penting dunia. Selain itu, forum ini akan dihadiri oleh peserta secara virtual dari seluruh dunia melalui internet baik dalam bentuk koneksi video maupun media jejaring sosial.
Pembahasan pada Global Youth Forum akan mengangkat isu-isu yang relevan bagi kawula muda di seluruh dunia. Khususnya dalam meraih pendidikan, mencari pekerjaan, mencapai kesehatan, seksualitas dalam konteks keluarga dan hak, dan serta partisipasi publik. Konferensi ini bertujuan untuk mendorong dialog yang lebih luas tentang tantangan-tantangan yang dihadapi kawula muda
Kepala BKKBN Sugiri Syarief mengatakan, Indonesia mendukung Global Youth Forum karena topik pembahasannya merupakan isu-isu penting, baik di Indonesia maupun komunitas global.
“Jumlah kawula muda di dunia yang terus meningkat akan menjadi sumber daya pembangunan negara bila potensi mereka dapat dimaksimalkan. Pada saat yang sama, jumlah kawula muda yang banyak juga dapat menjadi permasalahan bila potensi mereka tidak maksimal dan positif. Oleh karena itu, investasi dalam kelompok ini merupakan keharusan,” ungkap Sugiri Syarif.
Dirinya juga berharap agar pertemuan di Bali dapat merumuskan hasil dan menjadi acuan penyusunan kebijakan dan program bagi seluruh negara peserta. Agar mendorong potensi kawula muda di negara mereka masing-masing.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR