Gunung Gamalama di wilayah Ternate, Maluku Utara, mengeluarkan abu vulkanik, Minggu (16/9), pukul 14.15 WIT. Abu vulkanik dengan tekanan kuat menyembur dari puncak ke udara setinggi 1.000 meter, lalu turun menjadi hujan abu.
Saat Gunung Gamalama meletus pukul 14.15 WIT terdengar suara gemuruh dari arah puncak gunung. Abu kemudian mengarah ke tenggara dan selatan gunung. Dalam situs resmi Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, situasi ini membuat status Gunung Gamalama naik. Dari semula Waspada (level II) menjadi Siaga (level III). Terhitung sejak 16 September 2012 pukul 14.30 WIT.
"Dengan status Siaga, warga tidak boleh mendekat ke radius tiga kilometer dari puncak gunung," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Darno Lamane.
Kenaikan kegiatan pada 16 September kemarin yang disertai letusan tanpa didahului oleh kemunculan gempa vulkanik mengindikasikan sistem konduit Gunung Gamalama bersifat terbuka. Diinterpretasikan titik letusan sama seperti Desember 2011.
Gunung Gamalama terakhir meletus pada 5 Desember 2011. Tak ada korban jiwa dalam letusan itu. Namun, setelah letusan, banjir lahar dingin berulang kali terjadi dan memakan korban, yaitu pada 27 Desember 2011 dan 9 Mei 2012.
Berdasarkan karakter letusannya, ancaman bahaya letusan Gunung Gamalama adalah lontaran batu pijar, jatuhan hujan abu dan lahar, aliran dan guguran lava, awan panas, dan gas beracun.
Meletusnya Gunung Gamalama tepat sehari sesudah digelarnya acara puncak Sail Morotai 2012. Sebagian besar rombongan penonton acara dari beberapa Kementerian RI transit lebih dulu di Ternate sebelum dan sesudah menuju Pulau Morotai.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR