Meledaknya populasi bintang laut berduri (Acanthaster planci) menyebabkan penurunan jumlah koral di Great Barrier Reef, Australia. Dari 50 persen penurunan jumlah koral antara tahun 1985 hingga 2012, bintang laut ini bertanggung jawab atas 42 persen di antaranya.
Demikian hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (1/10). Penelitian dilakukan oleh para pakar dari Australian Institute of Marine Science (AIMS).
Bintang laut berduri biasanya hidup di perairan dangkal dengan kepadatan normal 0-0.012 individu per meter persegi. Namun, menurunnya jumlah predator bintang laut karena penangkapan berlebih atau pun populasi yang berkurang, menyebabkan meledaknya jumlah bintang laut.
Bintang laut berduri diketahui memakan koral dengan cara mencerna permukaan jaringan hidup dari kerangka karang. Kerangka ini merupakan bagian penting bagi keutuhan hidup karang.
Namun, bintang laut berduri bukan satu-satunya penanggung jawab kerusakan karang di Great Barrier Reef. Penyebab utama adalah badai (48 persen), bintang laut berduri jadi penyebab kedua (42 persen), dan pemutihan karang mencapai sepuluh persen.
"Kita tidak bisa menghentikan badai, tapi mungkin kita bisa menghentikan bintang laut (berduri)," ujar John Gunn, CEO dari AIMS. Jika penghentian laju populasi ini bisa dilakukan, kata Gunn, maka koral punya kesempatan bertahan hidup dari meningkatnya suhu laut dan keasaman samudera.
Kesimpulan penelitian ini berdasarkan pemantauan karang di seluruh dunia. Dimulai dengan pengawasan terhadap lebih dari 100 karang pada tahun 1985. Mulai pada tahun 1993, penelitian sudah mulai memasukkan survei tahunan lebih rinci dari 47 terumbu karang. Penelitian ini menghabiskan 2.700 hari di laut dengan investasi US$50 juta di program pemantauan.
"Studi ini menyimpulkan karang di Great Barrier Reef telah kehilangan lebih dari setengah tutupannya dalam 27 tahun," kata Peter Doherty, peneliti lain juga dari AIMS.
Jika hal ini tidak dicegah, populasi koral akan berkurang separuhnya pada tahun 2022. Menariknya, jumlah penurunan ini bervariasi di beberapa region. Di bagian utara Great Barrier Reef, tutupan koral relatif stabil. Sedangkan di selatan, terjadi penurunan drastis. "Terutama satu dekade terakhir, ketika banyak badai yang menghancurkan koral," kata Doherty.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR