Tahun 2011 lalu, US Department of Agriculture menyediakan anggaran selama lima tahun pada Pine Integrated Network Education, Mitigation and Adaptation Project (PineMap) untuk mengumpulkan 52 peneliti dari 12 institusi. Mereka diminta untuk mempelajari lalu memperingatkan para pemilik lahan hutan akan fenomena peningkatan suhu dan perubahan iklim.
Jason Vogel, salah satu peneliti dari Texas A&M University berinisiatif untuk mempelajari apa yang terjadi di permukaan hutan. Ia mengukur massa akar dan respons mikroorganisme terhadap pupuk. Tujuannya adalah untuk menentukan cara paling efektif untuk meningkatkan produksi hutan sekaligus menyerap karbon. Di kawasan timur Texas, mereka mengukur jumlah karbon yang diserap dari atmosfir dan disimpan di jaringan pohon dan di tanah.
Saat ini, pepohonan di hutan industri hanya diberi pupuk saat mereka ditanam dan kemudian ketika pohon berusia sepuluh dan 25 tahun. Secara rata-rata, sebuah pohon pinus diharapkan mampu menghisap 13 persen karbon dioksida dari atmosfir. Ternyata, jika diberi pupuk tambahan, kemampuan penyerapan karbon menjadi lebih besar. Selain itu, jika karbon disimpan di tanah, ia akan menstimulasi pohon untuk tumbuh lebih cepat dan memicu pelambatan dekomposisi mikroba karena ketersediaan banyak nutrien.
Jika proses dekomposisi melambat, pelepasan karbon ke atmosfir juga melambat. Untuk itu, Vogel dan timnya yakin bahwa mereka bisa menemukan jumlah pupuk nitrogen dan fosfor yang paling tepat untuk diberikan pada pepohonan hutan untuk mengoptimalkan penyerapan karbon ke tanah.
Selain melakukan penelitian terhadap jumlah pupuk optimal, Vogel dan timnya juga mengembangkan aplikasi berbasis web agar para pemilik lahan bisa dengan mudah mengetahui pilihan yang mereka punya saat menghadapi perubahan iklim di masa datang.
Mengingat pemilik lahan hutan menguasai sekitar 65 persen dari seluruh hutan di Texas, hasil penelitian ini akan dapat menyediakan perangkat-perangkat bagi mereka untuk melakukan pengelolaan hutan jangka panjang.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR