Gerakan menanam pohon di Indonesia mulai menunjukkan tren peningkatan. Terlihat dari beragamnya gerakan menanam yang digalakkan swasta, media, pelajar, dan komunitas.
Seolah, jika tidak ikut gerakan penghijauan ini adalah hal yang tidak mengikuti perkembangan zaman. Demikian disampaikan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan saat melakukan program penanaman pohon bersama WWF-Indonesia, "MyBabyTree," di Gunung Tikukur, Puncak, Jawa Barat, Rabu (21/11).
"Harus ada rasa kebersamaan dalam gerakan ini, dengan demikian akan timbul budaya menanam. Dengan kondisi seperti ini, mudah-mudahan alam Indonesia bisa kembali pulih dalam 25 hingga 30 tahun mendatang," ujar Zulkifli.
Program "MyBabyTree" merupakan program donasi yang dirancang dengan tujuan mengajak partisipasi masyarakat untuk dapat melakukan reforestasi hutan. Gunung Tikukur terpilih menjadi salah satu lokasi karena merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Ciliwung --sungai yang mengalir ke Ibu Kota Jakarta. Di wilayah ini pula terdapat lima situ dan anak-anak sungai.
Program ini melibatkan siapa saja yang ingin mengadopsi satu atau lebih bibit pohon secara virtual dan akan ditanam secara nyata di alam. Setiap pohon akan diberi label koordinat lintang dan bujur (geotag) sehingga pertumbuhannya bisa dipantau secara daring.
Bibit-bibit pohon yang terdiri dari pala, suren, dan damar ini nantinya akan dirawat oleh kelompok petani Kaliwung Kalimuncar. Setelah lima tahun, kelompok tani tersebut berhak menganbil hasil dari tanaman-tanaman yang dirawat untuk fungsi ekonomi.
"Program 'MyBabyTree' diharapkan menjadi pelopor kegiatan konservasi berbasis partisipasi masyarakat," kata Anwar Purwoto, Direktur Program Fresh Water, Forest, and Terrestrial Species WWF-Indonesia.
Ditambahkannya, program ini juga menjadi bukti bahwa usaha konservasi dapat dilakukan oleh siapa pun dan dari mana pun. "MyBabyTree" digelar dalam rangka memperingati Hari Pohon Internasional pada 21 November kemarin. Serta menuju peringatan Hari Tanam Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November mendatang.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR