Salah satu teori yang mengartikan gambar tersebut sebagai representasi kosmos yang sederhana dan lugas. Setengah lingkaran dari gambar (yang tampak seperti tali tas) mewakili belahan langit. Sementara itu, alas persegi yang kokoh melambangkan bumi.
“Dalam budaya kuno dari Afrika, ke India, hingga Cina, sosok lingkaran dikaitkan secara simbolis dengan konsep spiritualitas atau non-materi. Sedangkan persegi sering dikaitkan dengan konsep bumi dan materialitas,” jelas Scranton. Dengan demikian, gambar digunakan untuk melambangkan penyatuan (kembali) bumi dan langit, juga keberadaan elemen material dan elemen non-material.
Salah satu contoh paling awal dari motif tas tangan, dapat dilihat di reruntuhan Göbekli Tepe yang terletak di puncak punggungan gunung di tenggara Turki. "Göbekli Tepe adalah salah satu kompleks kuil tertua yang pernah ditemukan yang berasal dari sekitar 11000 SM," terang Tinfoil Hat dalam Ancient Purses and Balls of Power.
Tujuan pasti dari cagar alam di gunung tersebut belum diketahui. Namun, tampaknya kuil tersebut mungkin telah berfungsi sebagai situs untuk ritual pengorbanan; para arkeolog menemukan banyak tulang hewan yang disembelih.
Baca Juga: Dari Tote Bag Hingga Bioplastik, Mana Kantung Belanja yang Lebih Ramah Lingkungan?
Dinding dan pilar kuil dihiasi dengan ukiran halus bergambarkan hewan, dewa, dan makhluk mitos. Ukiran tersebut kemungkinan merupakan upaya untuk menggambarkan berbagai ciptaan alam semesta. Di antara ukiran tersebut, terdapat ukiran tiga buah tas tangan.
Para ahli percaya bahwa agama-agama terdahulu menyembah unsur-unsur dasar kehidupan di bumi. Oleh karena itu, “tiga tas tangan Göbekli Tepe, yang diambil sebagai bentuk awal dari ikon-ikon tersebut, dapat dikatakan secara simbolis mendefinisikan situs tersebut sebagai sebuah kuil,” terang Scranton.
Di tempat lain, gambar tas tangan muncul dengan kemiripan yang mencolok pada dua relief batu; satu dibuat oleh Asyur di Irak kuno antara tahun 880 sampai 859 SM, dan yang lainnya dibuat oleh Olmec dari Meso-amerika kuno antara tahun 1200 sampai 400 SM. Pada kedua gambar itu, sosok mirip pria membawa tas tersebut di tangannya, seolah-olah itu adalah keranjang atau dompet.
Baca Juga: Keranjang Berusia 2.400 Tahun Ditemukan di Mesir, Isinya Masih Utuh
“Ketika digunakan dalam seni yang dibuat oleh Asyur, dikatakan dompet itu menyimpan debu ajaib. Ketika digambarkan dalam seni oleh Olmec, mereka mendalilkan mengandung herbal untuk mendapatkan giting,” terang Freeborn dalam The Odd Little Purse in Olmec and Assyrian Art (2013). Hal ini menunjukkan bahwa tas tangan, kemungkin telah menjadi standar penilaian yang unik oleh kedua budaya.
Contoh lain dari citra tas tangan kuno dapat ditemukan di Selandia Baru. Sebuah mitos Maori menceritakan tentang seorang pahlawan yang pernah naik ke rumah para dewa, dan kembali ke bumi dengan membawa tiga keranjang penuh kebijaksanaan. Jadi, seperti tas tangan Göbekli Tepe, tas tangan Maori melambangkan pemujaan dan rasa syukur atas pengetahuan yang telah diilhami oleh Tuhan.
Dalam hieroglif Mesir kuno, gambar berupa tas tangan berfungsi sebagai rumah bagi para dewa dewi; dengan tali tas menjadi tiang kubah dari sebuah tenda portabel, dan bagian bawah persegi menjadi kain atau kulit binatang yang diletakkan pada tiang. Struktur ini sangat mirip dengan teepee asli Amerika, atau yurt Asia tengah.
Banyaknya contoh simbol ini tampaknya menegaskan penggunaan tas tangan sebagai simbol kosmologis yang direpresentasikan sebagai alat rumah tangga biasa. Bukan sebagai tas tangan, tetapi sebagai keranjang, agar lebih dipahami oleh orang awam.
Baca Juga: Arkeolog Menemukan Keranjang Anyaman Tertua, Usianya 10.500 Tahun
Source | : | ancient-origins.net |
Penulis | : | Fadhil Ramadhan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR