Pusat Studi Energi Terbarukan Universitas Tanjungpura (Untan), Kota Pontianak, Kalimantan Barat, terus mengembangkan bahan bakar nabati berbahan baku pisang pinang.
Inovasi bahan bakar nabati ini terus disempurnakan sebelum dipatenkan. Dikatakan oleh Kepala Pusat Studi Energi Terbarukan Ismail Yusuf, Jumat (11/1), dalam skala laboratorium bahan bakar nabati sudah bisa dihasilkan dari pisang.
Ismail Yusuf, yang juga memimpin penelitian pemanfaatan pisang tersebut bersama tim peneliti M. Adiat dan Afghani Jayuska, telah melakukan uji coba selama lebih kurang dua tahun sebelum penelitian menjadi lebih fokus.
"Namun kami masih harus menyusun landasan ilmiahnya, lalu mengujikan di hadapan para ahli sebelum mematenkan," ucapnya.
Pisang pinang bukan pisang konsumsi. Prinsip dasar yang digunakan dalam pembuatan bahan bakar yakni bahwa tanaman pisang dapat menghasilkan glukosa dari pati (polisakarida) yang terurai, glukosa adalah bahan utama etanol.
Kandungan glukosa pada pisang juga lebih tinggi jika dibanding ubi kayu, beras, dan ketan, karena prosesnya yang lebih singkat. Adiat menambahkan, bahan bakar nabati berupa etanol tersebut dihasilkan melalui penyulingan padat.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR