Abu yang menyelimuti sisi Gunung Rokatenda yang terletak di Pulau Palu'e, sebelah utara Flores, Nusa Tenggara Timur, tertangkap dari ruang angkasa yang diambil melalui satelit Earth Observing-1 (EO-1) milik NASA pada 12 Februari 2013.
Gunung Rokatenda merupakan gunung berapi komposit (stratovolcano) yang meletus pada 2 dan 3 Februari 2013. Letusan tersebut mengirimkan gas super panas dan batuan, atau biasa disebut arus piroklastik, meluncur ke laut. Arus abu-abu kecoklatan tertangkap oleh satelit Advanced Land Imager (ALI). Di mana puing-puin terus meluas masuk ke dalam aliran dasar laut.
NASA melaporkan, abu yang dikeluarkan selama terjadinya letusan telah menghancurkan banyak tanaman di pulau tersebut. Pulau Palu'e didiami kurang lebih 10.000 jiwa yang tinggal menyebar di delapan desa. Beberapa desa terancam oleh letusan gunung ini.
Survei vulkanologi Indonesia mencatat, letusan menyebabkan runtuhnya 25 persen volume kubah gunung berapi atau sekitar satu juta meter kubik. Jika kubah ini terus berkembang, maka runtuhan di masa datang akan mengirim arus piroklastik ke desa-desa yang berada di Pulau Palu'e.
Gunung Rokatenda terakhir meletus pada tahun 1985, merujuk kepada Program Vulkanisme Global Smithsonian. Sebagaimana dinyatakan oleh Observatorium Bumi, awal Oktober lalu, gunung ini mengirimkan peringatan ledakan besar dengan peningkatan gempa kecil dan abu yang mulai terlontar dari puncaknya.
Penulis | : | |
Editor | : | Andri Donnal Putera |
KOMENTAR