Habitat Triamyxa ini juga selaras dengan habitat Silesaurus. Seperti dilansir dari Haaretz, Polandia pada zaman Triassic merupakan daerah rawa.
"Silesaurus memiliki paruh yang mungkin digunakan untuk mematuk serangga dari tanah, layaknya burung modern," ungkap Qvarnstrom dalam rilis persnya. Namun, ukuran Triamyxa terbilang terlalu kecil jika dibandingkan dengan kumbang lain yang hidup di habitat yang sama. Keberadaan sisa kumbang yang lebih besar di kotoran ini peneliti menduga bahwa kumbang-kumbang ini tertelan secara tidak sengaja oleh Silesaurus.
Kemungkinan ini juga didukung oleh Sam Heads, direktur dan kurator PRI Center for Paleontology di University of Illinois Urbana-Champaign. "Ukurannya yang kecil tentunya membantu kumbang-kumbang ini tetap utuh, mengingat mereka kemungkinan besar tertelan bulat-bulat dan tidak dikunyah," jelasnya kepada CNN.
Qvarnstrom sendiri berharap bahwa penelitian ini dapat membuka babak baru terhadap pencarian jasad hewan purba di fosil tinja. Selain berpotensi menyimpan fosil makhluk hidup yang sangat kecil, fosil tinja juga dapat mengungkap sejarah rantai makanan dan evolusinya hingga saat ini.
Baca Juga: Fosil Kumbang dengan Kristal Fotonik Ungkap Evolusi Struktur Warna
Source | : | eurekalert,Nature,current biology,Smithsonian,Science News,Science News for Students |
Penulis | : | Eric Taher |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR