Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beserta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menghentikan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang sudah berlangsung mulai 26 Januari lalu.
Menurut siaran pers BNPB yang diterima Sabtu (9/3), TMC untuk mengatasi banjir yang melanda di kawasan Merapi dan Bengawan Solo telah dihentikan sejak 6 Maret 2013. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menjelaskan, alasan penghentian berdasarkan hasil evaluasi antarinstansi yang mempertimbangkan kondisi di lapangan dan masukan dari ahli.
Menurut perkiraan cuaca BMKG, curah hujan di wilayah Pegunungan Merapi, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada bulan Maret berkurang (kisarannya 201-300 milimeter/bulan) dan sudah menunjukkan sifat hujan normal.
Kunci metode modifikasi cuaca ini terletak pada pemanfaatan arah angin dan letak awan. Sementara Merapi merupakan kawasan resapan primer yang vital bagi penyediaan air untuk penduduk, dan pertanian bagi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Dikhawatirkan operasi TMC mengurangi curah hujan, sehingga imbuhan air dapat berkurang. Di samping itu, pertimbangan lain operasi dihentikan karena pemerintah daerah telah siap menghadapi banjir lahar dingin. Sistem peringatan dini, konstruksi jembatan, komunikasi, dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir lahar seperti yang sudah dibangun BNPB, Kementerian PU dan BPPT, pun dinilai telah berjalan baik," jelas Sutopo.
TMC beroperasi selama 34 hari, yaitu sejak 26-27 Februari 2013 untuk antisipasi banjir Jakarta. Modifikasi cuaca lalu juga ditetapkan pada 3-4 Maret 2013 untuk antisipasi banjir lahar dingin di Merapi dan luapan di Sungai Bengawan Solo.
Digunakan tak kurang dari 67 sorti penerbangan dalam operasi TMC, dengan rincian 45 sorti penerbangan pesawat Hercules dan 22 sorti penerbangan pesawat CASA. Dan ini menghabiskan bahan semai garam dapur sebanyak 205,8 ton, membakar 486 batang flare dari lokasi Ground Particle Generator (GPG) sistem flare dan GPG sistem larutan selama 158 jam. "TMC telah berhasil mengurangi hujan dan mengamankan Jakarta dari banjir," ucapnya.
Dikatakan Sutopo, BNPB menyediakan Rp13 miliar untuk operasi selama 60 hari kerja. Penggunaan anggaran menggunakan mekanisme swakelola (ad cost).
BPPT saat ini sedang menghitung total penggunaan anggaran pengoperasian TMC tersebut. "Jika ada sisa maka akan dikembalikan ke BNPB untuk penanganan bencana di daerah-daerah lain," ujar Sutopo.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR