Atas tingginya permintaan internasional, tiga pelabuhan di Indonesia yang berada di tiga provinsi, akan dikeruk agar bisa disandari kapal pesiar besar. Ketiga pelabuhan itu Benoa (Bali), Tanjung Perak (Surabaya), dan Tanjung Emas (Semarang).
Dua pelabuhan terakhir disebut memang sengaja dijadikan sandaran kapal pesiar internasional untuk menarik turis ke Gunung Bromo dan Candi Borobudur. Dikatakan Rizki Handayani Mustafa, Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Event, dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pengerukan akan dilakukan tahun 2013 ini.
Standar kedalaman yang dibutuhkan agar kapal pesiar internasional bisa singgah adalah 12 meter. Sedangkan Pelabuhan Benoa di Bali hanya memiliki kedalaman enam hingga sembilan meter.
Kendala ini menimbulkan kerepotan bagi para wisatawan pengguna kapal pesiar besar yang singgah. Menurut pengelola kapal pesiar internasional Royal Caribbean, Christopher S Allen, mereka harus menyewa kapal lokal lagi untuk mengangkut penumpang ke darat.
Padahal jika kapal pesiar ini bisa bersandar akan banyak keuntungan yang didapat. Masing-masing kapal pesiar besar ini membawa 2.000 hingga 6.000 penumpang yang kira-kira menghabiskan US$100 (Rp970 ribu-an) per harinya. Kontribusi materi dari para pelancong ini akan berperan besar dalam pembangunan lokasi pelesir di Indonesia.
Direktur Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) Djarwo Surjanto diwartakan mendukung pengerukan tiga pelabuhan di atas. Namun, hal ini harus diimbangi kesiapan pihak imigrasi dan karantina di masing-masing pelabuhan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR