Anda hanya memiliki waktu secuplik buat mengenal ragam budaya dan etnis di Kalimantan Tengah? Pastikan hadir di acara Isen Mulang yang digelar berkesinambungan setiap tahun.
Isen Mulang dalam bahasa setempat memiliki arti “pantang mundur” dan masuk dalam agenda tahunan Dinas Pariwisata Palangkaraya. Tujuannya adalah menampilkan serta semakin mempopulerkan keanekaragaman budaya di se-Kalimantan Tengah yang dikemas dalam bentuk karnaval.
Festival Isen Mulang 2013 berlangsung pekan lalu (18/5) dan dibuka oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang. Karnaval digelar tidak jauh dari bundaran alun-alun kota Palangkaraya. Sementara panggung bagi gubernur dan tetamu pemerintahan setempat berlokasi di seberang Hotel Aquarius.
Tidak kurang dari tiga jam penonton yang menyemut sepanjang dua ruas jalan menikmati suguhan berbagai tari Dayak, serta busana sub-etnis dengan aksen kulit kayu, penutup kepala berhiaskan ukiran bermacam burung endemik paruh panjang serta bulu-bulu. Suasana makin meriah, karena tersedia banyak gerobak makanan dan minuman di tepi jalan.
Lambang kebinekaan juga terlihat, saat di antara peserta karnaval muncul barisan-barisan yang mewakili berbagai suku bangsa di Kalimantan Tengah, seperti paguyuban orang-orang Jawa, Bali, Sumatera Barat, Maluku dan Papua.
Sementara keanekaragaman hayati diwakili oleh peserta karnaval yang mengenakan busana anggrek endemik dan kantong semar raksasa, serta pamflet-pamflet berisi larangan illegal fishing. Ada kontingen yang mendorong gerobak berisi aneka tanaman khas dan berpuisi untuk menjaga Bumi.
Dari bidang ekonomi, kontingen perwakilan bank membuat koreografi tarian mengelilingi pohon berbuah uang kertas tiruan, mulai pecahan Rp10,000, Rp50.000 sampai Rp100.000. Dan sebagai salah satu simbol ketertiban masyarakat, sebuah kontingen menari sembari membawa helm yang secara simbolis diberikan kepada gubernur dengan makna warga Kalimantan Tengah patuh berlalu lintas.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR