Pernah makan terancam? Jangan berburuk sangka dulu, karena terancam adalah nama makanan sejenis urap khas daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ada juga sangu tutug oncom asal Tasikmalaya, kapurung asal Sulawesi Selatan, dan sego buk yang asal Malang. Ini hanyalah sebagian dari begitu banyak kuliner menarik Nusantara.
Bagaimana dengan kota Jakarta? Orang Betawi juga tak kalah memiliki sederetan makanan lezat; dari nasi ulam, pesmol, hingga pencuci mulut seperti dodol legit dan es selendang mayang. Tapi seringkali informasi seputar kuliner lokal yang semacam ini kurang diketahui.
Menurut Arie Parikesit dari Kelanarasa, kota-kota yang berpotensi wisata besar harus memiliki peta untuk menyediakan informasi kuliner yang bisa dinikmati bagi wisatawan, terlebih kuliner khas daerah itu. "Untuk kota sekelas Jakarta dan kota besar lain di Indonesia, menurut saya, mendesak adanya city culinary map. Kota seperti Perth di Australia saja punya peta panduan kuliner setempat." Kata Parikesit, bila perlu diberikan informasi yang mengarah pada edukasi dan sejarah kulinernya.
Ia menganjurkan agar masyarakat Jakarta sendiri pun mulai aktif menyajikan kuliner lokal di berbagai kesempatan, seperti pesta potluck, acara-acara formal perkantoran, dan lewat festival kuliner. "Dengan sedikit demi sedikit mengubah kebiasaan pada rapat kantor, budayakan makanan dan kue-kue lokal. Banyak kantor di Jakarta, sehingga pasti efektif," ujarnya.
Menurut Swandari, pemilik usaha resto dan katering Dapur Solo, yang ia lakukan saat ini --tetap melestarikan kuliner lokal sambil berbisnis, merupakan wujud kecintaan. "Lagipula, sekarang trennya orang jenuh dengan makanan internasional dan cenderung menginginkan makanan daerah atau makanan lokal," tambah wanita yang akrab disapa Swan ini.
Produk regional
Parikesit mengatakan ia juga miris melihat tidak ada oleh-oleh unggulan sebagai produk dari daerah Ibu Kota Jakarta.
"Setiap kali orang datang dari Jakarta, apa oleh-olehnya? Yang dibawa sekotak donat atau roti [brand] tertentu. Produk yang sifatnya massal, global. Bukan oleh-oleh khas Jakarta," ujarnya.
Contoh provinsi Jawa Barat, dinilai Parikesit kreatif dalam mengolah dan memasarkan kuliner. Pisang molen bisa disebut sebagai salah produk regional Bandung, padahal bahan baku pisangnya bukan khas daerah itu. "Kalau produk itu sedemikian kuat, jadi melekat," simpul Parikesit.
Penulis | : | |
Editor | : | Oik Yusuf |
KOMENTAR