Bila berkunjung ke pasar di kawasan pecinan dan menjumpai bentuk-bentuk penganan dibungkus daun bambu berbentuk prisma atau kerucut yang diikat tali plastik atau benang kasur, maka tidak salah lagi, Anda tengah berhadapan dengan bakcang alias bacang. Sementara di Taiwan dikenal sebagai zongzi.
Penganan ini dibuat dari beras ketan dengan isian biji teratai, daging non-halal, ebi serta beberapa macam bumbu yang menghasilkan cita rasa gurih dan sedikit manis. Di Tanah Air, bahan untuk isi kadang diganti dengan ayam atau daging sapi. Setelah dibungkus daun bambu lantas dimatangkan dengan cara ditanak.
Selain disajikan sebagai kudapan, bakcang atau zongzi menjadi hidangan wajib pada perayaan festival perahu naga atau Peh Chun. Juga dikenal sebagai Duanwu Jie di Taiwan dan Tuen Ng dalam bahasa Kanton. Dalam kalender Cina, jatuh di hari ke-lima pada bulan ke-lima penanggalan Chun Jie. Pada 2013, perayaan ini bertepatan dengan penanggalan Masehi 15 – 16 Juni.
Di hari itu, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia mengadakan lomba mendayung perahu panjang berhias kepala naga. Dari sinilah dikenal istilah festival perahu naga. Sebelum memulai acara, prosesi diawali dengan mendaraskan doa di kelenteng dan menyantap bakcang.
Kisah di balik tradisi ini adalah seremoni untuk menghormati Qu Yuan, penyair legendaris dari kerajaan Chu. Ia berusaha memberitahu raja tentang penyerangan yang akan dilakukan kerajaan Qin. Sayangnya tidak berhasil sehingga patriot ini menenggelamkan diri di sungai.
Rakyat memperingati peristiwa itu dengan membuang ketan ke sungai sebagai bentuk permohonan agar ikan-ikan tidak menggigit jasad Qu Yuan. Kemudian terbentuklah kebiasaan membuat bakcang untuk memperingati hari Duanwu Jie.
Ikuti beberapa peringatan menarik dari kalender Cina yang dicatat oleh National Geographic Traveler dan dibagikan lewat tayangan selanjutnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR