Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, bahwa saat ini dibutuhkan kemampuan sumber daya manusia yang profesional yang memahami tentang pertahanan elektronik. "Industri pertahanan merupakan sebuah industri strategis dalam negara," ujar Purnomo.
Dalam acara seminar dalam rangka soft launching Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-18, yang jatuh tanggal 10 Agustus mendatang, di Kementerian Riset dan Teknologi, pada Senin (24/6), mengangkat tentang teknologi dunia pertahanan ini.
Purnomo mengatakan, sekarang Kementerian Pertahanan telah membeli 30 persen kebutuhan persenjataannya dari dalam negeri.
Menteri Ristek Gusti Muhammad Hatta pun sepakat —menilai pertahanan negara harus disinergikan dengan kemampuan ilmu dan teknologi. "Acara ini kami adakan juga sebagai penghargaan pada buatan anak bangsa. Pemerintah maupun pihak industri perlu mulai memanfaatkan produk-produk teknologi dalam negeri," ungkap Gusti.
Pameran produk teknologi yang juga digelar menampilkan ragam produk inovasi teknologi militer kedirgantaraan, hasil pengembangan industri dalam negeri. Misalnya saja pesawat udara nirawak dari BPPT dan roket dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Teknologi merupakan inti dari pertahanan modern. Saat ini, sistem persenjataan dengan teknologi elektronika memungkinkan rancangan perang dalam bentuk berbeda. Berpengaruh pada sistem kendali hingga sistem dukungan logistik.
Sejarah Migrasi Manusia Modern di Indonesia Terungkap! Ada Perpindahan dari Papua ke Wallacea
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR