Korea Utara dan Korea Selatan akhirnya mencapai kata sepakat pada Minggu (7/7) untuk membuka kembali zona industri bersama Kaesong. Termasuk menginspeksi fasilitas yang ada di dalam pabrik-pabrik Kaesong.
Kesepakatan diambil oleh kedua Korea melalui pertemuan maraton selama 16 jam untuk mengatur detail terkait Kaesong. Ini merupakan awal yang baik setelah ketegangan politik yang berlangsung di antara dua Korea selama dua bulan terakhir. Ketegangan dipicu Korut yang melakukan uji coba nuklir pada Februari 2013 lalu yang berbuntut pemberian sanksi oleh PBB.
Berlarutnya konflik di Semenanjung Korea tidak lepas dari serangan kilat (blitzkrieg) yang dilancarkan pasukan Korut pada Korsel kala 25 Juni 1950. Saat itu, pasukan Korsel yang baru ditinggal pasukan AS dan PBB, mudah saja digilas pasukan Korut yang terdiri dari sepuluh divisi infanteri bersenjata lengkap, gempuran artileri, pesawat tempur, serta ratusan tank modern T-34 buatan Soviet.
Dalam sasaran itu, Korut mengincar tiga target vital: menguasai Ibu Kota Seoul, dataran tinggi Korsel, dan mengambil alih kawasan pinggir pantai untuk menghadang serangan musuh dari laut. PBB yang marah dan mengutuk serangan ini, mengumpulkan anggotanya untuk membebaskan Korsel.
Namun, pasukan penolong yang paling diandalkan PBB karena dalam kondisi paling siap adalah tentara AS.
Ketika itu, pangkalan pasukan AS berada paling dekat dengan Korsel, yakni US X Corps yang berada di Yokohama, Jepang. Mereka dipimpin oleh veteran kenamaan, Douglas MacArthur.
Dalam waktu relatif singkat, sekitar awal Oktober, pasukan AS-Korsel berhasil memukul pasukan Korut. Dan, tanpa disangka, Korut malah mendapat bantuan dari Cina. Kemelut Perang Korea ini berlanjut selama kurang lebih tiga tahun. Sebelum akhirnya diputuskan gencatan senjata pada Juli 1953.
Meski demikian, pertikaian ini masih menyisakan banyak bara, khususnya program nuklir Korut. Dialog yang ada pada pertengahan 2013 menyangkut Kaesong, dikhawatirkan hanya bertahan sesaat sebelum adanya masalah lain yang muncul.
Penggalan artikel ini merupakan bagian dari feature lengkap Konflik di Semenanjung Korea dari Majalah Angkasa No.70 edisi tahun 2011 ditambah dengan update berita terkini.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR