Sekelompok ilmuwan asal Korea Selatan telah membuat sejenis "jendela" yang mampu meredam suara tetapi di saat yang sama memungkinkan udara untuk melintas. Dalam laporan yang mereka unggah ke server pracetak arXiv, para peneliti memaparkan jendela yang mereka buat dan bagaimana ia diproduksi.
Peneliti memaparkan, untuk mencegah suara melintas dari satu sisi ke sisi lain, kita biasanya menggunakan material yang mampu mentransfer suara di udara ke medium lain yang kemudian melemahkan kekuatan suara yang terkandung di sana.
Tetapi, dengan cara itu, membuat medium yang memperkenankan udara yang menghantarkan suara untuk melintas dan di saat yang sama justru mematikan suara yang dibawa udara tersebut tidaklah memungkinkan. Namun justru inilah yang berhasil dilakukan oleh tim peneliti Korea tersebut.
Jendela yang mereka buat, meski sebenarnya bukan sebuah jendela, merupakan dua pelat plastik paralel yang terpisah dengan jarak kurang dari 40 milimeter, serupa dengan kaca berlapis.
Ruang yang ada di antara pelat plastik itu didesain sedemikian rupa untuk memastikan bahwa udara yang masuk ke sana dirintangi oleh tekanan yang ada di dalam ruang tersebut, menggunakan prinsip yang disebut sebagai bulk modulus, atau daya resistensi sebuah material terhadap tekanan.
Setiap ruang sendiri memiliki ukuran rata-rata 150 milimeter persegi, adapun untuk membuat jendela yang lebih besar, ruang-ruang tersebut diatur dalam susunan. Pendekatan panel ganda ini berhasil meredam suara, namun tidak sebanyak yang diinginkan.
Agar efek peredaman suara lebih tinggi, peneliti menempatkan silinder (yang disebut sebagai pemancar dan penerima) yang terbuat dari plastik melalui pelat-pelat tersebut. Masing-masing silinder memiliki sepotong plastik datar yang menutup kedua sisinya.
Sebuah lubang kemudian dibuat melalui pelat plastik tersebut agar udara yang menghantarkan udara bisa lewat. Saat udara dihantarkan, suara diuraikan ke dalam ruang-ruang yang ada di antara kedua pelat.
Alasan penggunaan silinder, bukan hanya sekadar lubang bor, adalah agar sebuah penyaring bisa ditempatkan untuk mencegah udara melintas. Hasilnya, sebuah jendela, atau lebih tepatnya sistem lubang angin yang memungkionkan udara melintas sambil mereduksi suara yang dibawanya.
Dari hasil pengujian, jendela yang dibuat tersebut mampu mereduksi suara antara 20 sampai 30 desibel. Peneliti menyebutkan, perubahan ukuran dari lubang angin memungkinkan untuk peredaman suara dalam frekuensi yang berbeda.
Hal ini, sebut peneliti, bisa dijadikan metode yang menarik, misalnya sebuah sistem ventilasi yang bisa mematikan bising yang mengganggu namun tetap memperkenankan suara lain (misalnya deburan ombak di pantai) sekaligus memungkinan udara segar tetap melintas.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR