Pakar astronomi yang melakukan pengamatan terhadap pendaran cahaya menggunakan Teleskop Hubble, berhasil menentukan warna asli dari planet yang mengorbit bintang lain sejauh 63 tahun cahaya.
Planet itu, HD 189733b, adalah salah satu eksoplanet terdekat yang bisa terlihat melintasi wajah dari bintang induknya. Saat dan sesudah ia melintasi bintang ini, Imaging Spectrograph yang ada di Hubble mengukur perubahan warna cahayanya.
Ada sedikit titik di cahaya dan sedikit perubahan di warna cahaya. Para astronom melihat cahaya menjadi redup di biru, tapi tidak di hijau atau pun merah. Cahaya hilang di biru, tapi tidak hilang saat di merah ketika planet ini tidak nampak. "Ini artinya objek yang menghilang adalah [berwarna] biru," kata Frederic Pont, anggota tim peneliti dari University of Exeter, barat daya Inggris, Kamis (11/7).
Pengamatan awal memang sudah menyebutkan adanya cahaya biru yang menyebar dari planet tersebut. Bahkan jika dilihat secara langsung pun, planet ini mirip dengan titik biru di jagat angkasa, mirip Bumi.
Tapi hanya itulah kesamaannya dengan planet yang kita tinggali. Lantaran planet HD 189733b miliki lingkungan yang tidak ramah bagi kehidupan manusia. Suhu hariannya mencapai 2.000 derajat Fahrenheit dengan kemungkinan hujan kaca berkecepatan 4.500 mil per jam.
(Baca juga: Indahnya Ruang Angkasa di Mata Spitzer)
Warna biru yang dimilikinya bukan berasal dari pantulan samudra tropis seperti di Bumi. Melainkan atmosfer membakar penuh kabut yang berisi awan dengan partikel silikat. Silikat yang berkondensasi di suhu panas bisa menghasilkan tetesan kaca kecil yang menyebarkan cahaya biru dari pada merah.
Pengamatan dari Teleksop Hubble juga menemukan bahwa atsmofer HD 189733b mudah berubah dan cukup eksotik. Ia juga masuk dalam kategori planet ganjil yang disebut "hot Jupiters" karena mengorbit secara terhuyung pada bintang induknya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR