"Setiap orang mengambil risiko," kata Jill Seaman, "Kehidupan sendiri adalah sebuah risiko."
Jill Seaman sungguh-sungguh dengan ucapannya itu. Terbukti, telah lebih dari dua dekade terakhir ia mencari cara efektif membawa pengobatan modern kepada penduduk South Sudan yang terkepung oleh perang saudara. "Saya memiliki hasrat besar untuk membantu yang sangat memerlukan bantuan. Dengan menjadi dokter perang, hasrat saya terjawab."
Pada 1989, Seaman tiba di tengah wilayah itu bersama delegasi Doctors Without Borders. Kondisi sangat buruk karena South Sudan dijangkiti penyakit menular tropis yang disebut kala-azar, serta adanya perang saudara brutal.
"Saat saya sampai di sana pertama kali, lebih dari separuh populasi area tersebut mati. Anda bisa berjalan menyusuri sebuah perkampungan tanpa kehidupan. Mungkin Anda bisa melihat abu dari api, mungkin bisa berjalan di atas tulang-tulang. Namun tidak ada seorang pun. Senyap, ngeri, dan binasa."
Selanjutnya, kekerasan, wabah penyakit, dan —terburuk di atas segalanya—teror, menjadi bagian dari hidupnya. Bahkan hingga sekarang, South Sudan sudah mendeklarasikan kemerdekaan, tapi ketegangan situasi belum mereda.
Sebagai tenaga medis di sana, kliniknya pernah dibakar dan dibombardir. "Saya dapat menceritakan kejadian-kejadian yang kejam dan menakutkan seperti pembantaian massal satu kampung yang mengakibatkan hingga 200 orang terbunuh dalam dua jam," ujarnya.
"Tetapi itu tak ada kaitannya dengan apa yang saya lakukan. Penelitian kami bertujuan untuk memberikan pengobatan dan diagnosis melalui teknologi tinggi (high-tech) yang mampu menangani kebutuhan para pasien."
Bagaimana pun, Seaman bersikeras kalau ia bukanlah pengambil risiko. "Bagi saya, saya bukan orang yang mengambil risiko. Semua yang tinggal di sini pun menyadari kehidupan mereka bisa saja berakhir dalam satu jam. Namun mereka tetap dapat hidup dan bahagia. Saya mengalami hidup dengan jutaan orang ini dan membantu mereka. Saya tidak bisa lebih beruntung lagi."
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR